TEMPO.CO, Jakarta -Markas Besar Kepolisian melepas dua perwiranya yang ditangkap hendak menyuap terkait mutasi jabatan di tubuh kepolisian. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Brigadir Jenderal Ronny Franky Sompie menyatakan tidak ada penyuapan terhadap kasus yang melibatkan Ajun Komisaris Besar Edi Suroso dan Komisaris Juang Andi Priyanto itu.
Alih-alih tidak ada penyuapan, yang sebenarnya terjadi justru berkebalikan dengan cerita Ronny. Laporan majalah Tempo berjudul "Makelar Pangkat di Kantor Polisi" edisi 1 Juli 2013, mengungkap dua hari sebelum penangkapan, Asisten Kepala Kepolisian Bidang Sumber Daya Manusia Inspektur Jenderal Prasetyo dalam sebuah pertemuan mengatakan bahwa pada Juli ini bakal ada mutasi perwira menengah. Pergerakan jabatan ini menyusul mutasi serupa pada akhir Mei dan awal Juni lalu. Walau begitu, pergeseran perwira pada Juli tak akan sebanyak dua “kloter” sebelumnya, yang melibatkan ratusan jabatan.
Pesan Prasetyo langsung direspons sejumlah perwira. Menurut sumber Tempo, keesokan harinya, pada Kamis dan Jumat dua pekan lalu, mereka berbondong-bondong bertamu ke ruangan Prasetyo di lantai 5 gedung utama Mabes Polri—satu gedung dengan ruangan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo, Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Nanan Soekarna, dan Inspektur Pengawasan Umum Komisaris Jenderal Imam Sujarwo, yang ada di lantai 2.
Salah seorang perwira menengah yang berniat bertamu adalah Ajun Komisaris Besar Edi Suroso, Wakil Direktur Samapta Bhayangkara Polda Jawa Tengah. Menduduki posisinya hampir dua tahun, Edi menginginkan jabatan baru dengan pangkat komisaris besar.
Edi datang ke Mabes Polri pada Jumat sekitar pukul 14.00 diantar Komisaris Juang Andi Priyanto, Kepala Bagian Mutasi Jabatan Biro Sumber Daya Manusia Polda Metro Jaya. Edi dan Andi pernah sekantor ketika berdinas di Karanganyar, Jawa Tengah. Di sana, Edi menjabat kepala resor dari 2009 hingga 2011. Sedangkan Juang menduduki kursi wakil kepala resor pada 2010-2012.
Sebelum bertandang ke Mabes Polri, menurut sumber lainnya, Juang menghubungi seorang anak buah Prasetyo untuk meminta waktu bertemu. Mendapat lampu hijau, Edi dan Juang bergegas masuk lift sesampainya di gedung utama Mabes Polri. Tiba di lantai 5, mereka diringkus penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal ketika baru keluar dari lift. Keduanya belum sempat bertemu Prasetyo atau anak buahnya.
Mereka lalu dibawa ke Bareskrim. Pemeriksaan berakhir Sabtu keesokan harinya. Keduanya lalu dilepaskan. Versi polisi, mereka dibebaskan pada Ahad, lebih lama sehari. Dari tangan Edi, penyidik menyita uang Rp 200 juta. Menurut Brigadir Jenderal Ronny Sampie, gepokan duit terdiri dari pecahan Rp 100 ribu dan dibungkus tas hitam.
TIM TEMPO
