TEMPO.CO, Jakarta -- Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo mengatakan kenaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum berdampak kuat terhadap inflasi pada Juni lalu. Hitungan BPS, kenaikkan BBM berkontribusi menyumbang 0,34 persen terhadap inflasi.
"Karena baru satu pekan. Tiga pekan sebelumnya BBM belum mengalami kenaikan dan hanya terjadi ekspektasi kebijakan saja," katanya di kantor BPS, Jakarta, Senin, 1 Juli 2013.
Sasmito menilai inflasi disumbang sektor transportasi angkutan dalam kota sebesar 18 persen dan angkutan luar kota 0,2 persen. Puncak inflasi diprediksi terjadi pada Juli ini bersamaan dimulainya tahun ajaran baru sekolah dan bulan puasa.
Sasmito enggan berspekulasi saat ditanya wartawan kemungkinan inflasi mencapai 2 persen. "Saya harap tidak sampai segitu."
Inflasi diprediksi disumbang dari kenaikan harga makanan sampai BBM untuk kebutuhan mudik lebaran. "Liburan semuanya naik, tarif angkutan darat, laut, dan udara," katanya. Secara year-on-year inflasi bisa mencapai 7 persen jika tidak ada antisipasi pemerintah.
Pada Juni ini BPS mencatat inflasi mencapai 1,03 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikkan harga yang ditunjukan oleh kenaikkan indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 1,17 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,67 persen, perumahaan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menyumbang 0,21 persen.
Kelompok kesehatan berkontribusi sebesar 0,23 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,04 persen, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 3,8 persen. Adapun kebutuhan sandang mengalami deflasi 0,29 persen.
ANGGA SUKMA WIJAYA