TEMPO.CO, Jakarta - Masih tingginya aksi jual saham oleh investor asing membuat indeks kembali terkoreksi.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini kembali melemah 48,75 poin (1,02 persen) ke level 4.728,70. Pelaku pasar masih berhati-hati dan sungkan untuk masuk ke pasar, ditunjukkan dengan volume transaksi yang tipis Rp 4,5 triliun.
Analis dari PT Batavia Prosperindo Sekuritas, Steven Gunawan, mengatakan meski bursa Asia banyak yang ditutup positif, bursa domestik justru sebaliknya. Masih adanya tekanan jual asing menunjukkan mereka pesimistis terhadap pasar Indonesia. "Terbukti dengan pelaku pasar asing yang mencatat penjualan bersih sebesar Rp 363 miliar."
Asing belum sepenuhnya kembali ke bursa Jakarta setelah aksi penarikan dana besar-besaran hingga mencapai Rp 10 triliun pertengahan Juni lalu. Kenaikan harga BBM dan kabar positif dari Standard & Poor yang mengembalikan rating utang Indonesia dari stabil ke positif belum mampu meyakinkan asing.
Stagnannya perekonomian Cina menjadi pemicu membuat pasar berkembang tidak menarik lagi bagi investor asing. Sebaliknya, data manufaktur Amerika justru membaik dan untuk sementara likuiditas dolar akan tersedot ke bursa Wall Street.
Belum adanya data positif dari dalam negeri membuat indeks kehabisan tenaga untuk menguat. "Investor menyoroti naiknya inflasi serta melemahnya nilai tukar rupiah akibat neraca perdagangan yang masih defisit."
Saham yang berpindah tangan hari ini mencapai 3,8 miliar lembar senilai Rp 4,5 triliun dengan frekuensi 147,5 ribu kali transaksi. Sebanyak 84 saham menguat, 181 saham turun, dan 73 tak berubah.
Bursa regional bervariasi hingga 17.00 WIB. Nikkei 225 menguat 1,78 persen, indeks Hang Seng turun 0,09 persen, Strait Times naik 1,03 persen, bursa Korea susut 0,04 persen, dan bursa Shanghai menguat 0,57 persen.
PDAT | M. AZHAR