TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memaklumi molornya jadwal pemasangan alat pengendali konsumsi BBM berbasis Radio Frequency Identification (RFID). Bahkan ia mengusulkan sebaiknya RFID dipasang seusai lebaran atau awal Agustus 2013.
"Memang saya juga minta jangan buru-buru dipasang, karena BBM kan baru naik satu minggu, biar tenang dulu," katanya di Kementerian BUMN Selasa 2 Juli 2013.
Pemasangan RFID yang mepet-mepet setelah kenaikan BBM menurut dia akan membuat kehebohan. "Heboh nanti, jadi biar saja masyarakat berheboh lebaran dulu, supaya tidak repot," katanya.
Sebelumnya, Pertamina telah umumkan pengunduran jadwal pemasangan RFID. Jadwal yang harusnya 1 Juli dimundurkan hingga pertengahan Juli. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, mundurnya rencana pemasangan alat ini akibat terlambatnya kedatangan alat yang diimpor.
Alat ini akan mencatat konsumsi BBM bersubsidi sebuah kendaraan.
Seperti diketahui, pemerintah menunjuk PT INTI (Persero) selaku pemenang tender monitoring dan pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi Pertamina. Pada tahap awal Inti mengimpor RFID dari Cina. Impor hanya sementara sampai Inti siap membuat dengan menggunakan komponen lokal.
Perusahaan ini memenangkan tender dengan harga penawaran Rp 18 per liter untuk program monitoring dan Rp 20,74 per liter untuk program pengendalian BBM subsidi. Pada 1 Juli 2013, INTI diwajibkan memasang perangkat RFID di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
ANANDA PUTRI
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL |Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?| Puncak HUT Jakarta
Berita terpopluer:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal