TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Utama Bank Dunia Ndiame Diop mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak akan mendorong laju rata-rata inflasi pada 2013 sekitar 1,8 poin persentase menjadi 7,2 persen.
"Inflasi ini akan memuncak pada kisaran sembilan persen year-on-year menjelang akhir tahun," katanya pada acara Peluncuran Laporan Triwulan Ekonomi Indonesia dari Bank Dunia Edisi Juli 2013 di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian pada Selasa, 2 Juli 2013.
Dampak inflasi akan berangsur menghilang pada pertengahan tahun 2014. Asumsinya, perkiraan inflasi jangka panjang tidak terpengaruh dan kebijakan moneter tetap cepat tanggap terhadap tanda-tanda kenaikan harga barang.
Bank Dunia juga memperkirakan peningkatan harga BBM bersubsidi akan menurunkan defisit neraca berjalan sebesar 0,2 persen dari produk domestik bruto pada 2013. Dalam jangka menengah, dampak terhadap neraca luar negeri Indonesia akan sulit diukur, namun tetap positif secara umum. Ini karena kenaikan harga BBM akan mendorong penggunaan impor BBM lebih efisien. Selanjutnya, kebijakan ini akan mendorong kepercayaan investor terhadap kebijakan dan posisi fiskal Indonesia.
Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan Indonesia dapat menangani dampak paket reformasi subsidi BBM terhadap kondisi makro. Kenaikan harga BBM itu diperkirakan hanya akan berdampak negatif dalam jangka pendek yang kecil terhadap pertumbuhan. Ini karena kenaikan harga BBM dibarengi pula dengan paket kompensasi untuk menjaga daya beli kaum miskin.
MUHAMMAD MUHYIDDI
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL |Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?
Berita terpopuler:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal