TEMPO.CO, Bandung - Gunung Burni Terlong di Kabupaten Bener Meriah, Nanggroe Aceh Darussalam, sempat kritis selepas dilanda gempa yang terjadi 2 Juli 2013. "Memang sempat kritis tadi malam," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Dr Surono saat dihubungi Tempo, Rabu, 3 Juli 2013.
Surono menuturkan, gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang terjadi hari itu pukul 14.37 WIB itu, selang setengah jam kemudian sempat memicu lonjakan gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal yang terekam di peralatan pemantau gempa di Gunung Burni Terlong. Lonjakan aktivitas gempa itu terasa hingga tengah malam.
Gempa lonjakan gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam tercata terjadi mulai Selasa, 2 Juli 2013,pukul 15.15 WIB. Hingga tengah malam, stasiun pengamat Gunung Burni Terlong mencatat terjadi 49 kali gempa vulkanik dangkal, dan 64 kali gempa vulkanik dalam. Di selang waktu itu juga terekam 92 kali gempa tektonik. "Memang tidak terjadi letusan," kata Surono.
Rekaman aktivitas kegempaan gunung api itu Rabu, 3 Juli 2013, pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB tercatat 21 kali gempa vulkanik dangkal, dan 13 kali gempa vulkanik dalam. Belasan gempa tektonik masih terekam. "Cenderung turun," kata Surono.
Menurut dia, sumber gempa besar yang mengguncang Kabupaten Bener Meriah itu terhitung gempa dangkal, sehingga efek guncangannya tidak meluas. Pantauan Badan Geologi, imbas goncangan gempa itu hanya terjadi di Gunung Burni Terlong yang terhitung paling dekat dengan pusat gempa. "Hanya saja gempanya dangkal, efek goncangannya tidak meluas. Gunung api yang terasa (naik aktivitasnya) hanya Burni Terlong," kata Surono.
Surono menuturkan, sejumlah gempa besar sempat memicu naiknya aktivitas, hingga meletus. Dia mencontohkan, Gunung Talang yang sempat meletus akibat aktivitasnya melonjak selepas diguncang Gempa Nias pada 2005 lalu.
Gunung Burni Terlong merupakan gunung api aktif yang hingga kini status aktivitasnya masih Aktif Normal. Surono mengatakan, pasca gempa itu aktivitasnya terus dipantau ketat karena gempa susulan pasca gempa besar 2 Juli 2013 itu masih terasa. "Kami akan pantau, andaikata kecenderungan meningkatkan (aktivitas) gempa vulkanik, kami akan tinjau statusnya," kata Surono.
Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter melanda Aceh pada 2 Juli 2013. Puluhan gempa susulan terjadi selepas gempa itu, dengan dua di antarnaya berkekuatan di atas 5 skala Richter. Informasi terakhir yang dirilis oleh BNPB, yang dilansir sejumlah media, menyebutkan 22 orang meninggal, 210 orang mengalami luka-luka, dan ribuan rumah rusak.
AHMAD FIKRI
Berita terpopuler:
Demonstran Wanita 'Diraba-raba' di Tahrir Square
Militer Mesir Beri Waktu Mursi 48 Jam
Jawaban 21 Negara yang Dimintai Suaka Snowden
Bush: Snowden Rugikan Amerika
Mesir Memanas, KBRI Tingkatkan Pengawasan WNI