TEMPO.CO , Jakarta - Orang yang menderita gangguan kepribadian narsisme memiliki kelainan strukturan di suatu wilayah di otak yang berkaitan dengan empati. Narsisme adalah suatu keadaan mencintai diri sendiri secara berlebihan. Ini ditandai dengan sikap arogansi ekstrim.
Peneliti menggunakan pencitraan resonansi magnetik untuk memindai otak dari 34 orang. “Hasilnya, sebanyak 17 orang menderita gangguan narsisme,” tulis Live Science, Senin, 24 Juni 2013. Penderita narsisme menderita kekurangan wilayah abu-abu di bagian korteks serebral. Wilayah abu-abu ini disebut abu insula anterior kiri. Bagian ini terdiri atas neuron sel tubuh dan sel-sel otak non-neuron yang memberikan nutrisi dan energi pada neuron.
Menurut American Psychiatric Association, penderita narsisme sebenarnya memiliki rasa hendah diri, tapi diproyeksikan dengan menampilkan arogansi dan kesombongan. Stefan Röpke, profesor psikiatri dari Universitätsmedizin Berlin, Jerman juga mengungkapkan, salah satu ciri narsisme adalah kurangnya rasa empati mereka. Umumnya, pasien mampu mengenali apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, tetapi secara lahiriah menunjukkan sedikit kasih sayang
Insula anterior kiri yang diduga terlibat dengan fungsi kognitif dan regulasi emosi, juga telah dikaitkan dengan generasi kasih sayang dan empati. “Narsisme sudah lama dikaitkan dengan empati, tapi baru sekarang ditemukan bahwa ini secara struktural berhubungan dengan otak,” ujar Röpke.
Temuan ini juga menunjukkan bahwa terlepas dari gangguan kepribadian, insula anterior kiri memainkan peran penting dalam perasaan dan ekspresi kasih sayang, kata Röpke.
LIVE SCIENCE | ANINGTIAS JATMIKA
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL |Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?
Berita terpopluer:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal