TEMPO.CO, Jakarta- Partai Nasional Demokrat dan Ketua Umumnya, Surya Paloh, berulang kali muncul di Metro TV. Menurut data Komisi Penyiaran Indonesia, iklan Partai Nasdem dan Surya Paloh tampil 31 kali di Metro TV pada periode 6-30 April 2013. Pemberitaan tentang Nasdem pada bulan yang sama ditampilkan 20 kali. Surya Paloh adalah pemilik Metro TV.
Pemimpin Redaksi Metro TV Putra Nababan enggan menanggapi sorotan ihwal Surya Paloh memanfaatkan televisi untuk kepentingan politiknya. Ditanya soal independensi newsroom Metro TV dari pengaruh sang pemilik, Surya Paloh, dia juga tak mau menjawab. "Kita sama-sama wartawan bos. Ngapain wawancara saya? Kita sama-sama cari berita," kata Putra, saat dihubungi Tempo, di Jakarta, Selasa, 2 Juli 2013. (Baca: Demokrat Laporkan TVone dan Metro TV ke KPI)
KPI menerima banyak pengaduan terkait dengan iklan televisi yang menampilkan para pemilik televisi yang juga politikus. Mereka menunggangi medianya untuk kepentingan politik sendirinya menjelang pemilihan legislatif dan presiden 2014. Terkait dengan iklan kampanye terselubung, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sudah pernah memanggil stasiun televisi yang terafiliasi dengan partai politik.
Ketika itu, stasiun televisi beralasan partai politik tidak langsung beriklan di televisi. Namun iklan tersebut disampaikan melalui agensi media. "Kami sudah panggil dua kali, jawabannya seperti itu," kata Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Mochamad Riyanto.
Karena itu, Riyanto meminta agar kewenangan KPI diperkuat untuk menindak stasiun televisi yang menyalahgunakan frekuensi publik. "Selama ini kami hanya bisa memberhentikan sementara program yang dianggap bermasalah," tuturnya.
Sejumlah televisi di Indonesia dimiliki oleh politikus. MNC Group (MNC TV, RCTI, dan Global TV) milik pengusaha Hary Tanoesudibyo yang sudah mendeklarasikan diri menjadi calon wakil presiden dari Partai Hanura.Viva Group , yang membawahi TV One dan ANTV, dimiliki oleh capres dari Partai Golkar Aburizal Bakrie.
ERWAN HERMAWAN
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Berita Terpopuler:
3 Insiden Memalukan Saat SBY di Akademi TNI
SBY Minta Video Wonderful Indonesia Distop
Beli Mobil, Ini Daftar Yang Wajib Dicek
Teman Wartawati Korban Perkosaan Bantah Polisi