TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Yuddy Chrisnandi, mengatakan partainya berharap posisi Harry Tanoesudibjo sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan calon Wapres Hanura akan membuat sumbangan dana dan penayangan iklan untuk Hanura bertambah banyak.
Dengan demikian, kata Yuddy, bos MNC Group ini bisa mendongkrak elektabilitas partai itu hingga tembus tiga besar. "Dengan posisi beliau sebagai ketua Bappilu kami harap dia bisa lebih all out mengerahkan sumber daya yang ada," kata Yuddy saat dihubungi, Rabu, 3 Juli 2013.
Menurut Yuddy, komitmen Harry untuk membangun Hanura sudah dia sampaikan sejak bergabung pada Februari 2013 lalu. Dalam beberapa kesempatan, Harry selalu berpidato tentang aset triliunan yang bisa dia optimalkan untuk membesarkan Hanura.
Ketika baru bergabung, Harry ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Hanura. Belakangan, elite partai menduga posisi ini belum terlalu pas untuk mendorong Harry berkontribusi lebih untuk partai. "Uang triliunan yang dibilang Harry hanya bisa digelontorkan kalau dia punya posisi yang pas," kata Yuddy.
Karena itulah, Harry lalu dilantik menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura pada 1 Juli 2013. Sehari kemudian, pemilik MNC Group itu didapuk menjadi wakil presiden pendamping Ketua Umum Hanura, Wiranto.
Yuddy berharap dengan dua posisi itu, Harry bisa meningkatkan jumlah iklan Hanura di jaringan televisi milik MNC milik Harry.
Yuddy mencontohkan selama ini iklan Hanura di MNC Grup hanya tiga kali sehari. Dengan posisi baru Harry sebagai Ketua Bappilu, seharusnya durasi iklan bisa dinaikkan menjadi 20 kali sehari. Selain itu, posisi Harry sebagai cawapres juga bisa diiklankan. "Bisa dibuat iklan capres cawares, jangan hanya iklan Perindo saja," kata Yuddy. Perindo adalah organisasi masyarakat bentukan Harry Tanoe.
IRA GUSLINA SUFA
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Berita Terpopuler:
Wartawati Korban Pemerkosaan Mulai Terbuka ke Polisi
PAN Tolak RUU Ormas, 'Pecat Besan!'
Rumah Banyak, Satu yang Jadi Favorit Djoko Susilo
Agnes Monica Bantah Ubah Nama Jadi 'Montana'
Suswono: Bodohnya Pengusaha Bisa Dibohongi AF