TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan Bank Mandiri mengalokasikan US$ 100 miliar untuk pinjaman yang berorientasi pada green economy atau ekonomi ramah lingkungan. "Salah satu kriterianya adalah konversi energi fosil menjadi energi ramah lingkungan," katanya dalam Seminar Kadin Indonesia di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2013.
Dana pinjaman itu dialokasikan antara lain untuk pembangkit listrik tenaga gas dan biogas, serta pembangkit listrik tenaga air. Destry menilai perbankan perlu mengubah paradigma. Perubahan itu yaitu dari sekadar mengutamakan pertumbuhan ekonomi tinggi menjadi ekonomi ramah lingkungan yang memperhatikan masyarakat, keuntungan, serta lingkungan hidup.
Menurut Destry aspek pro growth, pro job, pro poor dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dilengkapi dengan pro environment. Destry mengklaim perbankan mulai mengaplikasikan green banking. Salah satunya dengan menyediakan pinjaman bagi proyek ramah lingkungan.
Salah satu bukti komitmen ramah lingkungan yakni dengan menerbitkan e-billing. "Bertujuan mengurangi pemakaian kertas yang berarti mengurangi penebangan pohon."
Country Manager (Indonesia) G-Energy Global Pte. Ltd. Yosef Lim mengatakan orientasi ramah lingkungan juga terlihat pada penerapan green building yang mulai menjadi tren di Jakarta. "Menjadi gaya hidup," katanya .
Tren green building menguat sejak kenaikan tarif dasar listrik mencapai empat kali lipat. Yosef menganggap kenaikan itu mendorong kesadaran masyarakat memanfaatkan gedung yang ramah lingkungan.
MARIA YUNIAR
Topik terhangat:
Tarif Progresif KRL | Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak?
Berita lainnya:
Wartawati Korban Pemerkosaan Mulai Terbuka ke Polisi
PAN Tolak RUU Ormas, 'Pecat Besan!'
Agnes Monica Bantah Ubah Nama Jadi 'Montana'
Demonstran Wanita 'Diraba-raba' di Tahrir Square
Wiranto Siap Tanggung Jawab Kerusuhan Mei 1998