TEMPO.CO, Roma - Seorang ilmuwan Italia mengatakan transplantasi kepala manusia bisa menjadi kenyataan di abad ini. Transplantasi kepala menjadi populer di dunia medis ketika untuk pertama kalinya dilakukan pada monyet di tahun 1970. Tapi sang monyet hanya bertahan hidup selama delapan hari.
Dr Sergio Canavero, yang bekerja di Turin Advanced Neuromodulation Group di Italia, mengatakan sains bisa mewujudkan dongeng fiksi ilmiah seperti Frankenstein dan transplantasi kepala menjadi mungkin.
"Masalahnya di sini adalah bukan yang terkait dengan hal-hal teknis tetapi etis," katanya kepada ABCNews.com.
Dalam jurnal Surgical Neurology International, Canavero menguraikan prosedur untuk mengambil kepala dari donor dan menanamkannya ke tubuh orang lain. Langkah ini melibatkan induksi hipotermia dan memotong syaraf sumsum tulang belakang dengan "pisau ultra-tajam" sehingga dapat menyatu dengan sumsum tulang belakang donor.
"Hal ini, tentu saja, benar-benar berbeda dari apa yang terjadi dalam cedera tulang belakang klinis, dimana kerusakan dan jaringan parut menghambat regenerasi," tulis Canavero.
Dia menguraikan skenario hipotetis di mana donor adalah orang yang menglami mati otak. Dia mengatakan penerimanya bisa siapa saja yang berada dalam kondisi terminal karena kanker atau apa pun yang meninggalkan otaknya dalam kondisi utuh.
Untuk transplantasi kepala, dua operasi harus dilakukan di ruang yang sama di mana kedua tali tulang belakang akan terputus secara bersamaan untuk kemudian segera disambungkan, direkatkan dengan zat yang disebut polyethylene glycol, atau PEG.
Tetapi ia menyatakan operasi itu akan menciptakan sebuah "chimera", makhluk mitologis, dan bertabrakan dengan isu-isu etika yang kompleks - seperti apakah pasien akan menurunkan sifat genetiknya atau genetik donor. Namun katanya, langkah ini bisa menjadi penyelamat bagi orang-orang dengan kondisi kesehatan terminal.
ABC NEWS | TRIP B
Berita terpopuler:
Demonstran Wanita 'Diraba-raba' di Tahrir Square
Militer Mesir Beri Waktu Mursi 48 Jam
Jawaban 21 Negara yang Dimintai Suaka Snowden
Bush: Snowden Rugikan Amerika
Mesir Memanas, KBRI Tingkatkan Pengawasan WNI