TEMPO.CO, Jakarta - PT Liga Indonesia sedang menyiapkan peraturan standardisasi klub (club licensing) yang akan diterapkan pada klub-klub Liga Super Indonesia. Sekretaris PT Liga Indonesia, Tigor Shalom Boboy, mengatakan, draf regulasi itu sedang dalam tahap penyempurnaan.
"Draf itu sudah dikomunikasikan kepada klub-klub Liga Super terakhir kali pada Kongres PSSI 17 Juni lalu," kata Tigor kepada Tempo melalui perbincangan telepon, Rabu, 3 Juli 2013. Setelah disempurnakan, draf itu akan dibawa kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk disetujui.
Menurut Tigor, standardisasi klub ini mengacu ke regulasi yang dibuat Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Standardisasi ini mutlak harus dilakukan lantaran menjadi syarat keikutsertaan klub-klub Liga Super dalam kejuaraan-kejuaraan antar klub yang diadakan AFC.
Namun, kata Tigor, standard itu tidak akan diterapkan secara kaku kepada klub Liga Super. "Kami akan sesuaikan dengan kondisi klub," kata dia.
Dalam diskusi bertajuk ISL Bussiness Forum April lalu, Tigor mengungkapkan ada lima aspek yang berkaitan dengan standardisasi klub, yaitu pembinaan di semua tingkatan usia, infrastruktur, manajemen dan administrasi, hukum, serta finansial. "Kalau satu kriteria saja tidak bisa dipenuhi, klub tidak akan bisa mendapatkan lisensi sehingga mereka tidak akan bisa ikut kompetisi," kata Tigor.
"Kami harus memetakan keadaan," kata dia. "Jangan sampai, aturan diterapkan, tapi mereka tidak bisa memenuhinya." Menurut Tigor, aspek yang masih bisa disesuaikan antara lain infrastruktur dan manajemen.
Regulasi yang baru juga akan memperbesar peran PT Liga dalam menangani pelanggaran klub terkait pelaksanaan pertandingan. "Kami berharap beberapa kasus cukup ditangani PT Liga, tidak perlu ke Komisi Disiplin PSSI," kata dia.
GADI MAKITAN
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Berita Terpopuler:
Wartawati Korban Pemerkosaan Mulai Terbuka ke Polisi
PAN Tolak RUU Ormas, 'Pecat Besan!'
Rumah Banyak, Satu yang Jadi Favorit Djoko Susilo
Agnes Monica Bantah Ubah Nama Jadi 'Montana'
Suswono: Bodohnya Pengusaha Bisa Dibohongi AF