TEMPO.CO, Kairo - Bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Mesir Mohammad Mursi terjadi di dekat Universitas Kairo. Setidaknya 16 orang tewas dalam insiden yang terjadi di ibu kota Distrik Giza, Selasa malam waktu setempat. Selain 16 orang tewas, Kementerian Kesehatan setempat menyebutkan 200 orang terluka.
"Para agresor menyerang kami dengan senjata api," kata Mostafa Abdelnasser, seorang pendukung Mursi kepada kantor berita AFP seperti dikutip Daily Telegraph. Mostafa menambahkan, dia membawa seorang pria yang telah ditembak di kepalanya.
Adapun mereka yang terluka itu termasuk seorang petugas kepolisian- Satea El-Nomany- yang tertembak di matanya, berdasarkan situs berbahasa Arab Al Ahram.
Kekuatan militer dikabarkan mengintervensi untuk mengakhiri bentrokan tersebut. Berdasarkan saksi mata yang dikutip dari Reuters, suara tembakan terdengar di area tersebut dan polisi tampak melepaskan tembakan gas air mata.
Pendukung Presiden Mursi mulai bergabung di luar Universitas Kairo pada Ahad malam untuk merespon unjuk rasa massa oposisi yang menuntut Mursi mundur.
Bentrokan terjadi di area itu beberapa jam sebelum pernyataan Mursi di televisi yang menolak mundur, dia menekankan tentang legitimasi demokrasi yang diraihnya.
AL AHRAM|DAILY TELEGRAPH| JULI HANTORO
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL |Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?
Berita terpopuler:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal