TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari enam istri di Amerika Serikat mengakui bahwa mereka tidak setia kepada suaminya. Dalam 20 tahun terakhir, ketidaksetiaan istri meningkat hingga mencapai 40 persen. Umumnya, perselingkuhan bermula dari media sosial.
“Pada 20 tahun lalu, ketidaksetiaan istri hanya mencapai angka 14,7 persen,” tulis Daily Mail, Selasa, 2 Juli 2013, merujuk hasil survei Pusat Kajian Opini Nasional (NORC). Adapun para suami, menurut hasil kajian tersebut, memiliki tingkat ketidaksetiaan sebesar 21 persen.
Menurut sosiolog dari Auburn University Auburn, Amerika Serikat, tingginya tingkat ketidaksetiaan istri dipicu oleh kemandirian finansial dan sosial media. Kini, wanita tak lagi takut jika mengalami perpisahan dengan suami. Sebab banyak wanita telah mampu menghidupi diri dan keluarga tanpa bantuan suami. Dahulu, wanita akan sangat takut jika kehilangan suami karena sama artinya dengan hilangnya sumber finansial.
Senada dengan pernyataan dari sosiolog Universitas Auburn, sosiolog University of Washington, Pepper Schwartz, mengatakan kaum hawa kini mampu meredam konsekuensi perceraian. "Mereka memiliki pendapatan yang tinggi dan prospek pekerjaan yang baik.”
Sementara itu, sosial media ternyata sangat membantu wanita dan pria untuk mempermudah perselingkuhan mereka. Lewat media sosial, seseorang sangat rentan terlibat perselingkuhan. Apalagi situs perjodohan online juga semakin menjamur. “Sudah ada pergeseran budaya,” kata Noel Biderman, CEO Avid Life Media Inc. yang berbasis di Toronto. “Sebagai laki-laki, tampaknya kita harus mulai waspada."
ANINGTIAS JATMIKA | DAILY MAIL
Terpopuler:
Wartawati Korban Pemerkosaan Mulai Terbuka ke Polisi
PAN Tolak RUU Ormas, 'Pecat Besan!'
Agnes Monica Bantah Ubah Nama Jadi 'Montana'
Rumah Banyak, Satu yang Jadi Favorit Djoko Susilo
Suswono: Bodohnya Pengusaha Bisa Dibohongi AF