TEMPO.CO, Bandung -Pengumuman hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2013 akan dimajukan menjadi 8 Juli, dari semula 12 Juli. "Ketua Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 Akhmaloka di Bandung mengatakan, peserta tes sudah bisa melihat hasilnya lewat Internet pada 8 Juli. "Mulai sore, sekitar pukul 18.00 WIB, sudah bisa dilihat," katanya.
Dimajukannya tanggal pengumuman hasil SBMPTN itu karena penghitungan nilai sudah selesai. Selain itu, panitia tidak ingin repot di saat puasa. "Jadi nanti peserta juga sudah tidak memikirkan SBMPTN di bulan puasa," ujarnya.
Total peserta yang lolos SBMPTN se-Indonesia mencapai 90 ribu orang lebih. Jumlah itu, kata Akhmaloka, mengisi kuota 30 persen mahasiswa baru. "Sebanyak 50 persen dari jalur SNMPTN dan sisanya kebijakan perguruan tinggi negeri dengan seleksi mandiri," ujar dia.
Mulai tahun ini, panitia mengubah istilah tes seleksi. SNMPTN menjadi jalur khusus tanpa tes bagi lulusan SMA sederajat yang punya prestasi akademik dan lomba, sedangkan SBMPTN merupakan saringan lewat tes tertulis dan praktik pada jurusan tertentu seperti seni dan olahraga.
Walau tes seleksi diwarnai kecurangan, Akhmaloka mengklaim penyelenggaraan ujian berlangsung aman dan tertib secara umum. "Dari hasil evaluasi berjalan bagus," katanya.
Saat SBMPTN, panitia menemukan kecurangan peserta di dua kota. Di Jakarta, ada seorang peserta tes yang didapati memakai pensil canggih beraksesoris bluetooth. Alat itu dicurigai untuk transaksi jawaban tes.
Di Yogyakarta, kata Akhmaloka, dua peserta kedapatan memakai gelang yang dilengkapi jawaban. Namun mereka tertipu. "Soalnya ada 60, tapi jawabannya sampai 90," katanya.
Untuk membayar upaya kecurangan itu ke oknum, peserta harus mengeluarkan duit Rp 5 juta sampai 15 juta. Sebagian ada yang lunas, kata Akhmaloka, lainnya masih mengangsur. Panitia dan kepolisian, masih berupaya mengungkap temuan kecurangan itu, karena disinyalir melibatkan jaringan joki."Sanksi buat peserta, tidak lulus ujian," katanya.
ANWAR SISWADI