TEMPO.CO, Jakarta - Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah dibuka di kisaran 9.941 per dolar Amerika Serikat (AS), atau tidak berubah dari posisi penutupan kemarin sore di level 9.941 per dolar.
Head of Treasury Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeti, mengatakan tekanan rupiah mereda dan mulai bergerak stabil dalam rentang yang terbatas. "Bank Indonesia masih konsisten menjaga rupiah agar tetap stabil di tengah melonjaknya kebutuhan dolar di pasar domestik."
Menurut Nurul, pelemahan rupiah dalam sepekan terakhir disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan dolar di pasar domestik. Permintaan dolar yang tinggi untuk kebutuhan impor korporasi tidak diimbangi dengan suplainya. Sehingga, posisi dolar menguat dan mata uang lokal melemah. Selain itu, rupiah juga masih dibebani oleh defisitnya neraca perdagangan.
Namun, mata uang masih mendapatkan pengawasan ketat bank sentral. Ketika rupiah mulai bergerak liar, BI selalu sigap di pasar. "Yang terpenting adalah kestabilan dan kepastian nilai tukar untuk memudahkan eksportir," ujar Nurul.
Ke depan, investor masih menunggu Rapat Dewan Gubernur BI pada 11 Juli yang kemungkinan akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebagai respons atas kenaikan inflasi. Menjelang pertemuan tersebut, rupiah kemungkinan mengalami tekanan.
Potensi penguatan rupiah baru muncul menjelang akhir bulan seiring musim laporan keuangan emiten semester pertama. "Biasanya laporan keuangan yang positif akan menarik banyak dolar ke pasar saham sehingga menjadi katalis bagi rupiah," ujar Nurul.
Hari ini, rupiah akan bergerak di kisaran 9.900 hingga 9.950 dengan penjagaan BI.
PDAT | M. AZHAR
Berita terpopuler
Saran Bank Dunia: Naikkan Lagi Harga BBM
Gita Wiryawan: Ini Cara Menguji Legalitas Ponsel
3Warga yang Tak Kebagian BLSM Akan Dibantu APBD
Land Rover Kaji Bangun Pabrik di Indonesia
Warga Kutai Dayak Tuntut Astra Agro Rp 80 Miliar
Kominfo Belum Tahu Penyebab Gangguan Blackberry
Ditjen Pajak Akan Kejar Pengusaha Properti Nakal