TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa berharap tidak ada spekulasi di pasar minyak. Pemerintah butuh pasar tetap stabil sehingga tidak timbul gejolak harga pada ICP. “Oleh sebab itu, pemerintah berharap jangan sampai ada spekulasi,” kata Hatta, seusai Konferensi Pemberdayaan UMKM Nasional 2013, di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian pada Kamis, 4 Juli 2013.
Hatta khawatir karena baru di semester pertama 2013, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price, ICP) sudah mendekati patokan harga di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013. Harga rata-rata ICP Januari-Juni 2013 sebesar US 106,5 per barel, sedang patokan APBNP adalah kisaran US$ 108 per barel.
Jika terus bergerak naik, ia khawatir cadangan devisa negara bisa terkuras untuk subsidi konsumsi energi. Alasannya saat ini Indonesia lebih banyak melakukan impor minyak dibanding mengandalkan minyak yang diolah di dalam negeri. Subsidi yang semakin besar bisa berbahaya bagi kondisi fiskal pemerintah. “Harga ICP tinggi dapat memukul APBN,” kata dia.
Untuk belanja energi, Parlemen menyepakati besaran Rp 199,850 triliun. Angka ini dimungkinkan karena ada penyesuaian harga premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter. Sedangkan untuk Solar naik Rp 4.500 menjadi Rp 5.500 per liter.
Sementara itu, Bank Indonesia mencatat cadangan devisa Indonesia per 31 Mei 2013 tercatat US$ 105,15 miliar. Jumlah ini turun sebesar US$ 2,12 miliar dibanding posisi per 30 April 2013 yang sebesar US$107,27 miliar. Badan Pusat Statistik juga mencatat impor minyak mentah pada bulan Mei 2013 sebesar US$1,018 miliar dan Januari-Mei 2013 sebesar US$5,780 miliar.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Berita Terpopuler:
Saran Bank Dunia: Naikkan Lagi Harga BBM
Dianiaya Kopassus, Gigi Sipir Cebongan Rusak
BlackBerry Selidiki Penyebab Gangguan BBM
BNN: Novi Amilia Positif Gunakan Sabu
Charly Van Houten Gugur dalam Pemilihan Bupati