TEMPO.CO, Bener Meriah - Staf Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mata Ie Banda Aceh, Tomy meminta agar proses rehabilitasi terhadap bangunan rusak akibat gempa berkekuatan pada 6,2 skala richter yang berpusat 35 kilo meter barat daya Bener Meriah, Selasa 2 Juli lalu, tidak dilakukan dulu.
Ia mengkhawatirkan perbaikan bangunan akan rusak kembali karena gempa susulan masih terjadi. "Masih ada gempa-gempa susulan," kata Tomy, Bener Meriah, Ahad, 7 Juli 2013.
Dia menambahkan pasca gempa 6,2 SR di Bener Meriah tercatat 81 kali terjadi gempa susulan. Sebanyak 12 kali kekuatannya berkisar 3 skala richter. "Kekuatannya tidak terlalu besar, 2 sampai 3 skala richter," ujarnya.
Gempa yang terjadi di Bener Meriah dan Aceh Tengah telah menyebabkan korban jiwa 39 orang. Dari jumlah itu, masing-masing di Kabupaten Bener Meriah 8 dan Aceh Tengah 31 orang. Sebanyak enam orang masih dinyatakan hilang.
Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana merilis selain korban jiwa juga terdapat sejumlah daerah yang mengalami dampak langsung Gempa. Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 232 desa dari 352 desa yang ada terkena dampak langsung gempa.
Di Kabupaten Bener Meriah, sebanyak 8 desa dari 233 desa yang terkena dampak langsung oleh gempa. Di desa-desa tersebut terdapat 9 orang meninggal, 23 orang luka berat masih dirawat, dan pengungsi dari desa tersebut terdapat 2.265 orang.
Pada infrastruktur, Sutopo menyebutkan, total rumah yang rusak ada 13.862 unit, dimana 5.516 rusak berat, 2.750 rusak sedang, dan 5.596 rusak ringan. Sedangkan fasilitas umum yang rusak ada 547 unit, seperti puskesmas, sekolah (TK, SD, SMP, SMA), masjid, mushola dan kantor pemerintahan.
IMRAN MA