Hari Ini, Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Puasa

Editor

Pruwanto

Malam ke-23 Ramadan dimanfaatkan umat muslim untuk berdiam diri di dalam masjid (itikaf) melakukan berbagai macam ibadah, seperti berzikir. Masjid nasional Al-Akbar menjadi salah satu tempat beritikaf yang diminati warga Surabaya. TEMPO/Fully Syafi
Malam ke-23 Ramadan dimanfaatkan umat muslim untuk berdiam diri di dalam masjid (itikaf) melakukan berbagai macam ibadah, seperti berzikir. Masjid nasional Al-Akbar menjadi salah satu tempat beritikaf yang diminati warga Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO Padang: Ribuan pengikut Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat sudah mulai salat taraweh, Sabtu, 6 Juli 2013. "Malam ini kami telah menunaikan salat taraweh. Kamu hari ini berpuasa," kata Sekretaris Naqsabandiyah Sumatera Barat, Edison di Surau Baitul Makmur, Pasar Baru, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

Menurut Edison, penetapan satu Ramadan dilakukan melalui perhitungan metode hisab munjid atau melalui penanggalan turun-temurun. Metode hisab munjid dihitung dengan cara 360 hari dari puasa tahun lalu. "Tahun kemaren kami puasa pada hari Rabu. Untuk penghitungannya, puasa tahun ini dimulai 5 hari setelah Rabu. Jadi jatuhnya Minggu," ujar Edison.

Jemaah Tarekat Naqsbandiyah memakai dasar menetapkan Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Kata Edison, semuanya mengacu pada Al-Quran dan hadis. Jika ada perbedaan dengan keputusan pemerintah, itu tidak harus dipersoalkan.

Di Sumatera Barat, kata Edison, ada sekitar 2.500 jemaah di beberapa kabupaten/kota. Misalnya Kota Padang, Kabupaten Solok Selatan, Pesisir Selatan, Solok dan Payakumbuh. "Malam ini ribuan jemaah yang ada di Sumatera Barat sudah tunaikan salat taraweh," ujarnya

Menurut Imam Surau Baru Zahar (58 tahun), awal puasa ditetapkan 7 Juli sesuai hisab munjid dan rukiyat dengan cara melihat bulan. "Makanya tadi kami mengawali salat taraweh. Dan saya yang menjadi imamnya," ujarnya.

Sebanyak 45 jemaah Tarekat Naqsabandiyah menunaika salat tarawih dengan 20 rakaat yang dibagi menjadi dua rakaat, sebanyak 10 kali. Metode ini kata Zahar, dibawa Syekh Thaib yang telah berguru ke Mekkah. Pada tahun 1910, Syekh Thain mendirikan Surau Baru. Padatnya jemaah diikuti pendirian Masjid Baitul Makmur, 200 meter dari Surau Baru.

ANDRI EL FARUQI