TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan lebih mempercayai keterangan bekas Wakil Direktur Keuangan Grup Permai Yulianis ketimbang Muhammad Nazaruddin. Keterangan Yulianis dianggap lebih akurat ketimbang pengakuan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu.
"Dari hasil profiling, untuk sementara kami simpulkan keterangan Yulianis tingkat akurasinya lebih bisa dipertanggungjawabkan," kata Ketua KPK Abraham Samad di kompleks parlemen, Senayan, Senin, 8 Juli 2013. Abraham menyatakan, KPK masih mengkaji aliran dana Grup Permai ke Kongres Partai Demokrat.
Dia menyatakan, KPK terus mengusut adanya aliran dana dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara ke Kongres tersebut. Menurut Abraham, dari temuan awal dan hasil pemeriksaan ada informasi mengenai aliran dana ini. KPK, kata dia, sedang mendalami informasi dan temuan ini. "Supaya kita mendapatkan kesimpulan yang utuh dan komprehensif tentang dugaan itu," ujar dia.
Dia menyatakan, KPK tak ingin menutup mata terhadap informasi mengenai aliran dana tersebut. Menurut Abraham, pemeriksaan terus dilakukan agar kasus Hambalang bisa terbuka dan terbuka secara utuh. "Agar tidak menimbulkan problem di kemudian hari," kata Abraham.
Sebelumnya, dalam beberapa kesempatan Yulianis menyatakan ia pernah mengantarkan duit senilai Rp 30,55 miliar, US$ 2 juta dan US$ 3 juta untuk peserta Kongres Demokrat. Nazar mengaku pernah menyetor Rp 50 miliar ke kongres. Uang itu dia peroleh dari PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya yang belakangan menjadi pemenang proyek Hambalang.
WAYAN AGUS PURNOMO
Terpopuler:
Sidang Isbat Penentuan Puasa Digelar Senin
JK Sempat Kaget Jero Wacik Jadi Menteri ESDM
Tol Jagorawi Diblokir, Kapolda Jabar Turun Tangan
Demokrat Akui Ada Kadernya Dekati Jokowi
Megawati Banggakan Kemenangan Jokowi dan Ganjar