TEMPO.CO, Jakarta - - Mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, rupanya punya kedekatan dengan mantan bos Sanex Steel, almarhum Tan Harry Tantono alias Ayung. Menurut pengacara Anas, Carrel Tacualu, kliennya mulai kenal dengan Ayung beberapa tahu lalu, tepatnya sebelum kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat, 2010.
"Saya yang kenalkan Anas dengan Ayung," kata Carrel yang juga pengacara Ayung, saat dihubungi Tempo, Senin, 8 Juli 2013.
Carrel mengaku saat itu dia punya pekerjaan ganda, selain pengacara Ayung, dia juga kader Demokrat cabang Kalimantan Tengah. Carrel kader pendukung Anas jadi ketua umum Partai Demokrat. Sayang Carrel tak mau cerita kronologis pertemuan awal Anas dengan Ayung.
Singkat cerita Carrel 'mempromosikan' Anas di depan Ayung. Dia bercerita bahwa Anas adalah calon pemimpin bangsa yang potensial.
Kepada almarhum Carrel berkata, jika ingin jadi pengusaha harus dekat penguasa agar usaha berjalan aman. "Tapi jangan dekati penguasa sekarang, bisa habis diperas, dekati calon saja. Itu 'jualan kecap' saya pada Almarhum," katanya.
Awalnya, dia agak susah memperkenalkan Anas kepada pengusaha-pengusaha macam Ayung. Nama Anas belum begitu populer. Masalah itu akhirnya tertutupi oleh personal Anas yang santun.
Walhasil sejumlah pengusaha berhasil dirangkul untuk jadi 'sponsor' Anas di Kongres Demokrat. Setidaknya dari kantong mereka Anas dapat modal hingga Rp 10 miliar. Lima miliar Rupiah atau separuhnya mengalir dari kantong tebal Ayung."Duitnya diserahkan kepada saya." .
Duit itu digunakan untuk kebutuhan kader di daerah pendukung Anas. Termasuk mengurus kader di Kalimantan Tengah, asal Carrel. Berdasar cerita ini pula Carrel membantah tudingan miring berbagai pihak yang menyebut Anas menerima banyak duit haram untuk Kongres. Terakhir tudingan dapat duit dari 10 BUMN senilai ratusan juta Rupiah.
Terakhir, dia juga bercerita bukan hanya Anas saja yang dikenalkan kepada Ayung. Putera Susilo Bambang Yudhoyono, Edhy Baskoro Yudhoyono alias Ibas pernah dikenalkan dengan Ayung. "Termasuk Menteri Dahlan Iskan."
INDRA WIJAYA