TEMPO.CO, Jakarta- Petinju Indonesia yang baru saja merebut gelar juara dunia tinju kelas ringan International Boxing Organization (IBO), Daud Yordan, bangga dapat mengukir sejarah baru sebagai petinju Indonesia yang mampu menjadi juara dunia pada dua kelas yang berbeda. Hal ini dia nyatakan saat mengunjungi Sekretariat Partai Nasdem, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2013.
“Baru saya yang bisa merebut dua gelar juara dunia di kelas berbeda,” ucap Daud yang juga mulai terjun ke dunia politik. Petinju asal Kalimantan Barat ini merebut sabuk juara kelas ringan IBO yang lowong dengan membukukan kemenangan angka telak atas petinju asal Argentina, Daniel Eduardo Brizuela, di Perth, Australia, Sabtu lalu.
Pada pertarungan itu tiga hakim memberikan angka telak 117-111, 115-113, dan 116-112 pada Daud. Pertandigan di kelas ringan itu merupakan yang pertama dia jalani setelah sebelumnya dia bertarung di kelas bulu.
Daud Yordan sebelum naik ke kelas ringan merupakan juara kelas bulu IBO. Ia kehilangan gelarnya di kelas bulu itu ketika kalah TKO ronde 12 oleh petinju Afsel, Simpiwe Vetyeka, di Jakarta, 14 April lalu.
Menurut Daud, kemenangan itu diraihnya karena ia merasa nyaman dan maksimal bertarung di kelas ringan. Daud bisa mengoptimalkan kekuatannya dan sanggup bertarung hingga 12 ronde. ”Ini kelas ideal saya,” ucapnya.
Langkah selanjutnya, Daud akan menjalani pemulihan akibat cedera di atas mata kanannya akibat pukulan Brizuela. Ia belum menentukan lawan berikutnya. Daud hanya ingin tampil konsisten di kelas ringan dan mempertahankan gelar juaranya. Menurut dia, banyak lawan yang menantikannya.
Pelatih Daud, yang juga kakak kandungnya, Damianus Yordan, menambahkan sejak awal dia yakin adiknya bisa menundukkan Brizuela. Menurut Damianus, kelas ringan merupakan kelas ideal bagi Daud.
”Di kelas ini berat badannya ideal dan dia bisa mengeluarkan seluruh kemampuannya,” kata Damianus yang juga mantan petinju amatir nasional ini.
ADITYA BUDIMAN