TEMPO.CO, Pamekasan - Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Dusun Sumberanyar, Desa Larangan Tokol, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, kacau balau. Bantuan yang seharusnya buat orang tak mampu itu justru diterima orang berkecukupan.
"Orang kaya dapat, yang miskin malah tidak dapat," kata Muhammad, kepala dusun yang menjabat sejak 2010, Rabu 10 Juli 2013.
Baca Juga:
M.Ghozi, jurnalis sebuah media nasional, adalah salah satu warga mampu di Dusun Sumberanyar yang mendapatkan jatah BLSM. Ghozi mengaku tak menyangka namanya masuk daftar penerima bantuan. "Saya kaget, kok saya menerima BLSM," katanya.
Sudah kadung terdaftar, Ghozi mencairkan juga bantuan kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut. Setelah cair, uang itu lantas dibagikan kepada seorang penarik becak dan beberapa orang janda renta yang masih memiliki tanggungan anak yatim di kampungnya. "Banyak yang lebih berhak menerima ketimbang saya," ujar Ghozi.
Menurut Muhammad, setidaknya ada 10 warga kaya di kampungnya yang menerima BLSM. Bahkan lima diantaranya memiliki rumah mentereng, usahanya bagus bahkan masing-masing memiliki mobil. "Saya yang miskin ini saja gak dapat," kata dia.
Muhammad mengaku tidak pernah diminta mendata jumlah warga miskin di kampungnya. Baik oleh kepala desa, camat atau bupati. "Terakhir saya mendata 2011," ujar Muhammad.
Dia berharap, ke depan sebelum menyalurkan bantuan pemerintah harus mendata ulang warga miskin dan hanya menggunakan data dari masing-masing dusun agar lebih akurat sehingga bantuan lebih tepat sasaran. "Di sini banyak janda tua, sebagian bahkan menanggung anak yatim tapi tidak mendapat BLSM," kata dia.
MUSTHOFA BISRI