TEMPO.CO, Damaskus - Pemberontak Suriah menggunakan bom gas sarin dalam perang melawan pasukan pemerintah. "Gas sarin tesebut dari industri rumahan," ujar duta besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, Selasa, 9 Juli 2013.
Menurut Churkin, temuan itu didapatkan setelah para ahli Rusia mendatangi lokasi serangan di Khan al-Assal, dekat Aleppo. Churkin jelaskan, akibat serangan dengan gas sarin oleh pemberontak, 26 orang tewas termasuk 16 personil militer dan melukai 86 orang lainnya.
"Laboratorium Rusia, lembaga yang mendapatkan sertifikasi dari Organisasi Pelarangan Penggunaan Senjata Kimia, telah mengambil sampel proyektil yang mengandung bahan kimia untuk dianalisa," ucap Churkin.
Dia jelaskan, hasil analisa menunjukkan bahwa roket Basha'ir-3 yang menghantam Khan al-Assal bukan standar senjata kimia militer. Menurutnya, sampel sarin dan proyektil tersebut produksi rumahan yang bukan menjadi standar penggunaan senjata kimia.
Churkin menambahkan, menurut informasi yang diperoleh Rusia, pembuatan proyektil tersebut dimulai pada Februari 2013 oleh Brigade Basha'ir al-Nasr, kelompok besenjata yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Suriah (FSA).
AL JAZEERA | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Karya Penemu Muda| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh
Terpopuler:
5 Manfaat Berciuman bagi Kesehatan
Korupsi Simulator, KPK Periksa Lagi Jenderal Nanan
Demi Kebersihan, Kini Ada Urinoir dengan Wastafel
Ini Alasan Kuba Terima Permintaan Suaka Snowden
Pemain Muslim Mengubah Liga Inggris
Simulator SIM, Ini Pertanyaan KPK untuk Nanan