Ahmad Fuadi: Membakar Dusta

Editor

Nur Haryanto

Ahmad Fuadi. Dok. Pribadi
Ahmad Fuadi. Dok. Pribadi

TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Fuadi, Penulis Trilogi Negeri 5 Menara, menceritakan tentang bulan puasa.

Dulu, Angku Datuak Maruhun Basa, guru mengaji kami di kampung, di tepian Danau Maninjau, selalu mengingatkan bahwa bulan puasa itu bulan latihan. "Latihan apa, Angku?" tanya kami. "Latihan menahan," jawabnya. "Menahan apa?" sela kami lagi. "Segalanya, terutama menahan diri dari dusta," jawabnya.

Mungkin menyesuaikan dengan umur kami, Angku Datuak dulu tidak bertele-tele menjelaskan soal puasa. Pokoknya, asalkan tidak makan, tidak minum, dan tidak berbohong, kami lulus puasa. Sah. Definisi puasanya dulu terasa begitu sederhana. Dan, repotnya, masih banyak orang yang cukup puas atas definisi itu sampai dewasa.

Kini Angku Datuak terkejut-kejut setiap menyimak berita koran dan televisi. Orang-orang terhormat, bergelar mentereng, berjabatan tinggi, lengkap dengan titel akademis dan agama, diadili secara berjemaah, lalu berbohong berjemaah, dan akhirnya masuk bui berjemaah pula gara-gara kasus korupsi.

Di kepalanya, Angku Datuak menuduh para koruptor ini tidak pernah serius berlatih menahan diri selama bulan puasa. Jangankan memikirkan orang susah, mereka malah sibuk menggasak makanan dari periuk nasi dan hak orang lain. Akibat alpa dalam hal tahan-menahan nafsu ini, selera hewani merajai hati beberapa oknum politikus dan pejabat.

Tapi, jauh di dalam hatinya, Angku menyimpan sesal kenapa dia dulu tidak menambah definisi puasanya. Tidak hanya sampai menahan diri dari bohong, tapi juga sampai ke definisi menahan diri dari korupsi. Angku menghitung-hitung dengan jemarinya, ternyata umur para koruptor ini sepantar dengan bekas murid mengajinya dulu.

Akhirnya, di dalam hati, dia hanya bisa berdoa: kalau kini para koruptor ikut berpuasa, semoga mereka bisa menahan diri untuk tidak mengulangi kekhilafannya. Kalau yang berpuasa belum pernah melakukan korupsi, semoga mereka terjaga selamanya dari niat melakukan itu.

Sebab, "menahan diri" itu meliputi tiga kategori kebohongan: kepada diri sendiri, orang lain, dan Tuhan. Korupsi sesungguhnya meliputi ketiga kategori kebohongan tersebut. Semoga puasa kali ini mampu membakar bibit dusta di pedalaman hati setiap kita.