TEMPO.CO, Jakarta - Chief Executive Officer Microsoft, Steve Ballmer, bakal mengumumkan perombakan besar-besaran perusahaan pembuat sistem operasi Windows dan aplikasi Office ini pada Kamis, 11 Juli 2013. Ballmer berencana mengubah Microsoft dari sebuah perusahan dengan berbagai grup bisnis independen menjadi sebuah perusahaan pembuat piranti dan layanan secara kolaboratif.
Ini artinya, Microsoft bakal menjalin kerja sama yang lebih erat dengan mitra kerjanya, yang bakal menggarap pembuatan piranti keras. Pembuatan piranti lunak akan tetap menjadi lahan bisnis utama perusahaan.
Dengan cara ini, Microsoft tidak mengikuti langkah Apple, yang membuat piranti lunak dan keras secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Cara Microsoft ini juga diharapkan bisa menghindari munculnya fragmentasi gadget dengan piranti lunak yang sama.
Fragmentasi ini terjadi pada berbagai telepon seluler dan tablet Android, yang memiliki spesifikasi berbeda karena dikerjakan oleh manufaktur berbeda secara independen.
"Kami melakukan ini karena pelanggan menginginkan banyak pilihan dan kami percaya tidak ada satu ukuran yang dapat memenuhi keinginan lebih dari 1,3 miliar pengguna Windows di seluruh dunia," kata Ballmer. "Akan ada saat-saat ketika kita membangun perangkat tertentu untuk tujuan tertentu."
Pada saat ini, Microsoft mengalami tantangan karena merosotnya penjualan komputer pribadi. Ini karena piranti lunak buatan Microsoft seperti Microsoft Office dan sistem operasi Windows memang lebih ditujukan untuk komputer pribadi.
Penjualan tablet Surface dan ponsel pihak ketiga berbasis Windows Phone juga terbilang kurang memuaskan. Padahal, ini langkah perusahaan untuk maju berkompetisi pada sektor piranti mobile.
Perombakan ini bakal menjadi perombakan besar terakhir dari Ballmer, yang bakal pensiun sekitar 2017-2018. Bill Gates, salah satu pendiri Microsoft dan juga pemegang saham besar di perusahaan ini, telah lama pensiun dan lebih sering aktif mengurusi kegiatan sosialnya.
SAI | BUDI RIZA
