TEMPO.CO, New York - Dewan Keamanan PBB, Rabu, 10 Juli 2013, meminta militan bersenjata Libanon, Hizbullah, mengakhiri keterlibatannya dalam konflik di Suriah.
Menurut perkiraan Israel dan negara-negara Barat, Hizbullah telah mengirimkan ribuan pejuang guna membantu pasukan Presiden Bashar al-Assad menghadapi perlawanan pemberontak. Israel, saat ini, meningkatkan keamanan perbatasannya dengan Suriah karena kawasan ini diyakini dijadikan markas Hizbullah melawan Israel.
"Dewan Keamanan menyerukan kepada seluruh kelompok Lebanon mematuhi kembali kebijaksanaan Lebanon untuk bersatu mendukung Presiden Michael Sleiman agar supaya tidak terlibat dalam krisis Suriah," ujar badan keamanan PBB ini.
Pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu, 10 Juli 2013, itu tidak secara eksplisit menyebut Hizbullah, namun para diplomat yakin bahwa hal tersebut sangat jelas ditujukan kepada Hizbullah.
Koran Arab Saudi, al-Watan, dalam laporannya pada Senin, 15 April 2013, menyebutkan, kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, mengirimkan lebih dari seribu militan guna membantu pasukan Presiden Assad melalui Laut Mediterania.
"Sekitar 1.200 pejuang Hizbullah tiba di Pelabuhan Tartus, Suriah, dengan satu perintah yakni bertempur bersama pasukan pemerintah," tulis al-Watan. ""Bahkan puluhan ribu pejuang masuk dari Irak untuk membantu rezim Suriah."
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler
Ahok Lawan Preman di SMPN 289
Reporter Mesir Rekam Sniper yang Menembak Dirinya
Dahlan Iskan: Ada Dirut BUMN Dipecat karena Istri
Sidak di Kemayoran, Jokowi: Camatnya Mana?
Detik-detik Penembakan Dramatis Fotografer Mesir