Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mimpi Pengungsi Rohingya di Pelataran LBH

image-gnews
18 belas pengungsi rohingya yang sebagian besar anak-anak dan wanita ini mengungsi di Gedung LBH Jakarta, (09/07). Mereka mengharapkan dan meminta bantuan LBH Jakarta untuk mencari suaka ke Australia. TEMPO/Dasril Roszandi
18 belas pengungsi rohingya yang sebagian besar anak-anak dan wanita ini mengungsi di Gedung LBH Jakarta, (09/07). Mereka mengharapkan dan meminta bantuan LBH Jakarta untuk mencari suaka ke Australia. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Dengan logat Melayu, Muhammad Hanif (38), salah seorang dari pengungsi etnis muslim Rohingya Myanmar datang di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia bersama rombongannya. Saat itu adalah Jumat, 5 Juli 2013 malam hari. Dengan total berjumlah 18 orang, mereka lalu tidur berhimpitan di atas sebuah karpet yang cukup tebal.

Saat ditemui Tempo pada Rabu, 10 Juli 2013 di YLBHI, nampak wajah penuh harapan mereka. "Kami hanya ingin menyeberang ke Australia agar anak-anak kami bisa baca-tulis," kata seorang pengungsi lainnya Muhammad Qosim (28). Di sela-sela kami berbincang, terdengar tangisan kecil balita yang ternyata anak Qosim. Nur Saiba namanya. "Ia lahir empat bulan lalu di tempat persembunyian, sebuah kebun sawit di Medan," katanya mengenang. Yang menjadi bidannya adalah mertuanya sendiri yang tak pernah mencicipi pendidikan formal.

Enam bulan silam, mereka berencana melarikan diri dari Malaysia ke Negara Kangguru. Mereka sudah bolak-balik ke kantor PBB di Malaysia untuk mengurus perizinan pindah. Namun usaha mereka tak berbalas. Padahal beberapa rekan mereka sudah ada di Australia baik sembunyi-sembunyi atau resmi. "Kami nekat berangkat sendiri," kata Hanif. Dimulailah petualangan mereka hingga akhirnya bisa "terdampar" di Jakarta.

Awalnya mereka berhasil menyeberang hingga ke Medan. Sesampai di sana, mereka berjumpa dengan seseorang yang mengaku bisa membantu Hanif dan rombongannya agar sampai ke Malaysia. "Dulu saya juga pernah membantu orang Rohingnya seperti kalian. Saya tahu caranya," kata Hanif menirukan orang yang hingga kini tidak dikenalnya. Ia pun menerima tawaran tersebut dan ditempatkan di sebuah rumah tua di kebun sawit.

Selama dua bulan itu, mereka diharuskan untuk membayar 5 ribu Ringgit Malaysia per-kepala. Saat mereka tanya kapan akan diberangkatkan, orang asing tersebut bilang secepatnya. Hingga akhirnya mereka diberangkatkan dengan bus selama tiga hari-tiga malam ke Bogor.

Setelah istrahat di sebuah perkampungan di Bogor lagi-lagi Hanif bertanya kapan akan diberangkatkan ke Australia. Yang ada justru bentakan dari tuan rumah. Hingga akhirnya mereka diantar ke Wisma Alam di sekitar Bandara Soekarno-Hatta. "Di sana kami ditempatkan dalam bilik kecil," kata Hanif. Ia juga mengatakan bahwa banyak orang yang tinggal bersama dengan rombongan mereka. Mereka dikunci dari luar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di situlah mereka diperlakukan dengan kasar. "Mereka merampas uang dan barang berharga bahkan menggeledah isi tas kami," ucap Hanif. Tak jarang mereka mendapat bogem mentah dari orang yang mengaku sebagai pemberi jasa penyeberangan. Hingga akhirnya mereka kabur dan berhasil ke kantor PBB Indonesia yang terletak di Kebun Sirih pada 4 Juni 2013.

Sampai di sana mereka juga ditolak PBB. "Status kewarganegaraan kami masih dipertanyakan," tukas Hanif. Sejak saat itu, ia pun berpindah dari satu masjid ke masjid lainnya hanya untuk berteduh dan mengharap belas kasih warga sekitar untuk memberi mereka makan. Namun, mereka sadar bahwa tak bisa terus-menerus hidup di Masjid. "Apalagi kami membawa balita dan perempuan."

Hingga akhirnya, ada seorang yang mengatakan agar menginap di kantor YLBHI saja. "Kami pun memakai uang sedekah yang diberikan warga untuk YLBHI dengan naik bajaj."

MUHAMMAD MUHYIDDIN


Topik Terhangat:


Ramadan
| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh

Baca juga:
Pemain Muslim Mengubah Liga Inggris

Menang 79-0, Klub di Nigeria Dibekukan

Ahok Lawan Preman di SMPN 289

Kronologi Pemerkosaan Wartawati

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


YLBHI: Polda Metro Jaya Tidak Optimal Proses Kasus Novel Baswedan

24 Desember 2018

Kondisi mata Novel Baswedan saat menghadiri peluncuran Jam Hitung Novel Baswedan, di gedung KPK, Selasa, 11 Desember 2018. Melalui jam itu, Wadah Pegawai KPK mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta. TEMPO/Imam Sukamto
YLBHI: Polda Metro Jaya Tidak Optimal Proses Kasus Novel Baswedan

Menurut YLBHI, penyelidik Polda Metro Jaya minim memeriksa orang tak dikenal yang berada di sekitar lokasi penyerangan Novel Baswedan.


YLBHI Minta Kejaksaan Hapus Aplikasi Pengawas Aliran Kepercayaan

27 November 2018

Direktur LBH Jakarta, Alghiffari Aqsa  dan Ketua YLBHI Asfinawati saat acara pembukaan kembali gedung LBH Jakarta dan YLBHI di Jakarta, 25 September 2017. Akibat penyerangan pekan lalu, sejumlah fasilitas gedung rusak. TEMPO/Subekti
YLBHI Minta Kejaksaan Hapus Aplikasi Pengawas Aliran Kepercayaan

YLBHI mendesak Kejaksaan Tinggi Jakarta menghapus aplikasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat yang dinamai dengan Smart Pakem.


Anies Baswedan Disambut Seruan Stop Reklamasi di Kantor YLBHI

15 Mei 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia-Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI-LBH) Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin, 14 Mei 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Anies Baswedan Disambut Seruan Stop Reklamasi di Kantor YLBHI

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disambut seruan "Tolak reklamasi" saat mengunjungi kantor YLBHI, Senin malam.


Kunjungi YLBHI, Anies Baswedan Janjikan Perda Bantuan Hukum

15 Mei 2018

Anies Baswedan disebut-sebut berpotensi untuk berlaga dalam pilpres 2019.
Kunjungi YLBHI, Anies Baswedan Janjikan Perda Bantuan Hukum

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji kepada YLBHI akan meneruskan pembahasan rancangan peraturan daerah tentang bantuan hukum


Tak Ada Terjemahan Resmi KUHP, Penegakkan Hukum Jadi Berbeda

11 Maret 2018

Ilustrasi pengadilan(pixabay.com)
Tak Ada Terjemahan Resmi KUHP, Penegakkan Hukum Jadi Berbeda

Presiden Jokowi diminta segera menetapkan terjemahan resmi KUHP.


YLBHI Somasi Jokowi soal Terjemahan Resmi KUHP

11 Maret 2018

Asfinawati (tengah), ketua pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, bersama pengurus YLBHI periode 2017-2021, di kantor YLBHI, Jakarta Pusat, 10 Januari 2017.
YLBHI Somasi Jokowi soal Terjemahan Resmi KUHP

YLBHI memberi waktu 7x24 jam bagi Jokowi untuk mengundangkan terjemahan resmi Wetboek van Strafrecht.


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Kangen Piano

29 Januari 2018

Asfinawati. TEMPO/Nurdiansah
Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Kangen Piano

Sebagai ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia ia amat sibuk. Ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia sampai 2021.


YLBHI Kecam Pengosongan Paksa Lokasi Bandara Kulonprogo

5 Desember 2017

Suasana tegang dan nyaris ricuh antara polisi dan warga saat pembersihan lahan untuk bandara Kulonprogo, Yogyakarta. HAND WAHYU
YLBHI Kecam Pengosongan Paksa Lokasi Bandara Kulonprogo

YLBHI mengecam keras pengosongan paksa lokasi bandara yang dilakukan oleh PT AP 1 dengan cara memobilisasi aparat negara dan menggunakan alat berat.