TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan meminta direktur utama BUMN yang akan diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus dugaan saweran ke kongres Partai Demokrat untuk berbicara jujur.
Dahlan membenarkan bahwa sejumlah direktur perusahaan pelat merah yang bergerak dalam bidang konstruksi sempat menghubunginya pekan lalu.“Dirut-dirutnya akan diperiksa lagi oleh KPK, mereka memberi tahu saya kalau mereka akan diperiksa,” ujar Dahlan saat berkunjung di kantor Tempo Kamis, 11 Juli 2013.
Dahlan meminta petinggi perusahaan tersebut untuk jujur kepada KPK. “Saya bilang bongkar saja, bongkar sejelas-jelasnya. Jangan ada yang ditutup-tutupi,” katanya. Ia juga meminta kontraktor pelat merah berhenti menyogok. Dahlan mengaku akan menjatuhkan sanksi jika ada direksi BUMN yang bandel tetap main suap.
Sebelumnya, ketua lembaga antirasuah, Abraham Samad, mengatakan lembaganya tengah mengusut dugaan saweran duit dari sejumlah badan usaha milik negara untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Demokrat dalam kongres partai di Bandung, 21-23 Mei 2010. Sumber Tempo mengungkapkan, PT Waskita Karya, PT Nindya Karya, PT Pengembangan Perumahan (PT PP), PT Adhi Karya, serta PT Bio Farma menyumbang Rp 500-600 juta dengan total kontribusi sekitar Rp 5 miliar.
Sebagai imbalan, perusahaan-perusahaan tersebut mendapat proyek yang terkait dengan Grup Permai, induk perusahaan Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin, terpidana kasus suap Wisma Atlet Palembang, adalah Bendahara Umum Demokrat pada masa kepemimpinan Anas.
PT Pembangunan Perumahan mengerjakan kompleks pelatihan untuk jaksa di Ceger (senilai Rp 567 miliar), Universitas Jakarta (Rp 59 miliar), dan Rumah Sakit Adam Malik (Rp 34 miliar). PT Waskita Karya kebagian Universitas Malang (Rp 34 miliar), Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (Rp 96 miliar), dan Universitas Sriwijaya (Rp 22,4 miliar).
PT Adhi Karya mengerjakan RSUD Samosir (Rp 28,9 miliar) dan Rumah Sakit Haji (Rp 40 miliar). PT Nindya Karya menggarap Universitas Sriwijaya (Rp 86 miliar), Rating School Aceh (Rp 107 miliar), dan Rumah Sakit Sutomo (Rp 22 miliar). Adapun PT Bio Farma mendapat proyek vaksin flu burung (Rp 596 miliar).
SUBKHAN