TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Hukum dan HAM Dewan Perwakilan Rakyat, Gede Pasek Suardika, meminta semua pihak tidak mengaitkan sengketa antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dengan proses pemilihan Kapolri baru. Dugaan ke arah sana muncul karena pimpinan BNN dan Bareskrim sama-sama merupakan kandidat kuat pengganti Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
"Jangan kait-kaitkan kasus ini dengan Pak Anang (Kepala BNN) dan Pak Sutarman (Kepala Bareskrim)," kata Pasek ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis, 11 Juli 2013. Kasus pencurian data BNN oleh penyidik Bareskrim, kata dia, tidak ada hubungannya dengan dua jenderal itu.
Menurut Pasek, orang yang akan menggantikan Jenderal Timur Pradopo tergantung pada Presiden SBY. Dia menilai Komisaris Jenderal Anang Iskandar dan Komisaris Jenderal Sutarman tak mungkin melakukan manuver politik di bawah.
"Cukup tunjukan kinerja yang bagus, pasti presiden akan memperhatikan," kata politikus Partai Demokrat ini. Dia yakin mereka berdua akan menerima keputusan presiden.
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri, Kompol AD diduga mencuri ratusan bundel data milik Badan Narkotika Nasional di ruang Tata Usaha Deputi Pemberantasan Narkoba BNN.
SUNDARI
Berita Terpopuler:
Wawancara Tempo dengan Ucok Eksekutor Cebongan
Sefti Ingin Jenguk Fathanah di Bilik Asmara
Ini Pengakuan Penulis Buku SD 'Porno' Anak Gembala
Alex Noerdin Batal Jadi Gubernur Sumatera Selatan
Wanita Ini Diperkosa Saat Antre Tiket Wimbledon
Ketika Villa dan Gomez Tersingkir