TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ade Armando, mendukung sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menegur sejumlah menteri dalam rapat kabinet terbatas di Pangkalan TNI Angkatan Udara, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu lalu.
"Ini menunjukkan bahwa menteri, sebagai pembantu presiden, tidak bekerja dengan baik," kata Ade, saat dihubungi Tempo, Ahad, 14 Juli 2013. "Dia (Yudhoyono) mengingatkan agar para pembantunya meningkatkan kinerjanya."
Kemarin, Yudhoyono mengkritik Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin yang lambat memberi informasi dan laporan ihwal kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta, Medan. Yudhoyono justru mengetahui informasi kerusuhan itu dari media televisi internasional.
Yudhoyono juga menegur Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan lantaran dinilai saling lempar tanggung jawab terhadap kenaikan harga daging sapi. Yudhoyono mengaku kecewa karena kebijakan harga daging sudah lama dibahas tapi belum menghasilkan perbaikan.
Menurut Ade, teguran Yudhoyono kepada menterinya, yang disampaikan secara terbuka, bisa membuat publik lebih paham atas permasalahan yang terjadi di pemerintahan. "Publik jadi tahu, jadi sadar," ujar dia. Dengan demikian, pemerintah bakal melakukan berbagai tugas yang semestinya mereka lakukan untuk rakyat.
Di sisi lain, Ade menganggap teguran Yudhoyono ini memiliki nilai negatif. "Para pembantunya bisa merasa tidak dilindungi dan diekspose kelemahan-kelemahannya," ucapnya. Namun, Ade tak terlalu mempersoalkan efek negatif ini selama publik bisa mengetahui yang sebenarnya terjadi di pemerintahan.
PRIHANDOKO