TEMPO.CO, Jakarta -PT Pertamina (persero) menjalin kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM) dengan PT Tirta Gemah Ripah di beberapa lokasi potensial di Jawa Barat. Direktur Gas Pertamina, Hari Karyuliarto mengatakan kerja sama ini sebagai implementasi pelaksanaan diversifikasi bisnis untuk energi baru dan terbarukan.
"Implementasi diversifikasi ini meliputi, energi panas bumi, pengembangan CBM, shale gas, sampah kota, energi matahari, hydro, dan angin," kata Hari dalam siaran pers yang diterima Tempo, Ahad, 14 Juli 2013.
Hari mengatakan, pengembangan PLTM akan sejalan dengan rencana pemerintah yang menargetkan porsi energi baru dan terbarukan sebesar 25,9 persen pada tahun 2025. Bersama Tirta Gemah Ripah, Pertamina akan melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hydro to power, meliputi studi dengan melakukan pemetaan dan kelayakan lokasi yang potensial dalam pemanfaatan aliran air sungai di Jawa Barat.
"Dalam waktu dekat, studi akan dilakukan di beberapa lokasi di Cianjur dan Tasikmalaya dengan potensi masing-masing sekitar 4 - 5 MW," ujarnya.
Untuk pelaksanaan proyek PLTM diperlukan waktu sedikitnya 3 tahun. Rencananya, PLTM-PLTM hasil kerjasama antara Pertamina dan Tirta Gemah Ripah akan dialirkan kepada PLN sebagai standby buyer sesuai dengan regulasi pemerintah.
Proyek ini diklaim potensial karena harga jual listriknya sebesar Rp. 656/kWh pada saat normal operasi. Dibandingkan dengan memanfaatkan BBM Diesel yang biaya produksinya mencapai Rp. 2800/kWh. "Pemanfaatan PLTM akan memberikan penghematan yang besar bagi sektor ketenagalistrikan," ujarnya.
AYU PRIMA SANDI