TEMPO.CO, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Iran kian dekat dengan pembangunan persenjataan nuklir, oleh sebab itu negaranya bakal menggempur Teheran guna menghentikannya sebelum Amerika Serikat bertindak.
"Mereka (Iran) sedang memasuki tepi garis merah. Mereka tidak boleh melewatinya," kata Netanyahu, Ahad, 14 Juli 2013, kepada CBS News. "Iran kian dekan dekat pembuatan bom (nuklir), sehingga harus dihentikan. Hal ini (pembuatan bom nuklir) tidak boleh terjadi."
Selanjutnya, Netanyahu mengatakan, Israel memiliki jadwal lebih sempit daripada Washington untuk mengambil aksi unilateral guna mencegah Iran mengembangkan program kontroversial (senjata) nuklir.
Netanyahu menerangkan, kebijaksanaan nuklir Iran tidak berubah di bawah kepemimpin presiden Iran mendatang yakni Hassan Rowhani. Dia seorang moderat dan bekas juru runding nuklir yang akan dilantik pada 3 Agustus 2013.
"Dia mengritik pendahulunya (Presiden Mahmoud Ahmadinejad) yang menjadi srigala berbulu srigala. Strateginya adalah menjadi srigala berbulu domba. Tersenyum dan memproduksi bom (nuklir)," papar Nentanyahu.
Pada kesempatan itu, dia menyeru Amerika Serikat agar bersikap jelas terhadap Rowhani agar supaya tidak mengizinkan Iran membangun senjata nuklir. "Kami telah berbicara berkali-kali, antara saya dengan Presiden Obama, mengenai keinginan mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir," ujarnya. "Tidak ada perubahan di Iran usai pemilihan umum."
"Seandainya sanksi tak mempan, mereka harus tahu bahwa Anda akan mendapatkan serangan militer. Mungkin aksi inilah yang menyebabkan Anda (Iran) menaruh perhatian terhadap peringatan kami."
Selama bertahun-tahun, Iran telah berselisih paham dengan dunia internasional mengenai bom atom (nuklir). Negara-negara Barat sangat yakin Iran sedang mengembangkan kemampunnya memproduksi senjata nuklir. Namun demikian, tuduhan internasional dibantah Iran. Menurutnya program nuklir yang sedang dikembangkan benar-benar untuk tujuan damai.
AL JAZEERA | CHOIRUL