TEMPO.CO, Kairo - Ribuan pendukung presiden terguling Mohamed Mursi menggelar unjuk rasa akbar di jalan-jalan di Kairo, pada Senin, 15 Juli 2013. Unjuk rasa itu sengaja digelar sebagai bentuk penyambutan kunjungan pejabat senior Amerika Serikat ke Mesir semenjak angkatan darat menggulingkan Mursi, 3 Juli 2013.
Demontrasi besar-besar itu sejalan dengan seruan tokoh senior Ikhwanul Muslimin yang dibekap dalam bui oleh militer, Essam El-Erian. Dalam laman Facebook dia meminta para aktivis Ikhwan menggelar unjuk rasa pada Senin, 15 Juli 2013. Menurutnya, masa depan Mesir diputuskan melalui kotak suara dan unjuk rasa damai.
Ikhwan yang mempertahankan keberadaannya di masjid-masjid di Kairo sejak sebelum militer mendepak Mursi dari kekuasaan, mengatakan, mereka tidak akan meninggalkan jalanan hingga kekuasaan Mursi dikembalikan seperti sedia kala.
Kantor berita Reuters melaporkan, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, William Burns, mungkin bakal mendapatkan pertanyaan canggung ketika dia berkunjung ke Kairo. Di kota ini foto-foto Duta Besar AS, Anne Patterson, ditimpa tulisan dengan kata-kata, "Pulanglah!"
Kunjungan Burn ke Mesir dimaksudkan untuk melakukan pembicaraan dengan militer dan perdana menteri sementara Mesir sedang menyusun kabinetnya. Ikhwan, selaku pendukung Mursi, menolak ajakan bergabung dengan pemerintahan baru yang dikepalai oleh pejabat sementara Perdana Menteri Hazem al-Beblawi.
Dalam kunjungan tersebut, tulis pernyataann kantor KementerianLuar Negeri AS, Burn menekankan diakhirinya kekerasan dan pemindahan kekuasaan secara terbuka, serta dibentukanya pemerintahan sipil yang demokratis. "Hal itu disampaikan Burn pada pertemuan di Kairo dengan sejumlah partai."
AL ARABIYA | AL JAZEERA | CHOIRUL
Baca juga:
BlackBerry Z10 Kini Dibanderol Rp 990 Ribu
Gaji Orang Tua, Separuh Lulusan SNMPTN UGM Bohong
KPU Voting, Khofifah Gagal Lolos ke Pilgub Jatim
ICW: Citra DPR Kian Anjlok Gara-gara Priyo Budi
Wakil Menteri Dituding Muluskan Anggaran Hambalang