TEMPO.CO, Surakarta - Sejumlah pedagang daging sapi potong di Surakarta mulai bersiap menghadapi Hari Raya Idul Fitri. Saat Lebaran, permintaan daging sapi biasanya melonjak hingga 6 kali lipat dibanding hari-hari biasa.
Persiapan yang dilakukan misalnya mencari tambahan sapi potong untuk menambah stok daging. Seorang pengusaha depot sapi di Jagalan, Solo, Srihayu mengatakan kebutuhan sapi per hari rata-rata 2-3 ekor.
"Tapi menjelang Lebaran, mulai H-3 sampai H-1 biasanya permintaan naik tajam. Saya bisa memotong 18-20 ekor sapi sehari," katanya kepada wartawan, Selasa, 16 Juli 2013. Pemilik depot Lembu Katon ini mengantisipasi kenaikan permintaan daging sapi dengan bersiap mendatangkan sapi dari Jawa Timur. "Saya mau mendatangkan sapi jenis Metal dan Brahman," ujar Srihayu.
Pekan depan Srihayu akan mencari sapi ke Bojonegoro atau wilayah lain di Jawa Timur. Dia berharap bisa menyediakan stok sapi hingga 100 ekor untuk kebutuhan Lebaran. "Saat ini baru ada 54 ekor sapi."
Dia mengatakan harga daging sapi tiga minggu jelang Lebaran masih stabil. Yaitu Rp 85 ribu per kilogram untuk daging kualitas nomor wahid. "Mungkin saat Lebaran nanti naik jadi Rp 95 ribu per kilogram," ucap Srihayu.
Pemilik depot daging sapi lainnya, Wiyono mengaku membutuhkan tambahan stok sapi potong untuk Lebaran. Menurutnya untuk memenuhi permintaan saat Lebaran butuh sekitar 50 ekor sapi. "Sekarang baru ada 30 ekor sapi," katanya.
Dia akan mencari tambahan stok sapi dari daerah di sekitar Surakarta seperti Sukoharjo, Boyolali, hingga Pacitan. Dia berharap harga sapi tidak naik tinggi menjelang Lebaran.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Surakarta Tri Ananta memperkirakan puncak pemotongan sapi di RPH terjadi pada H- hingga H+1 Lebaran. Dia mengatakan pada saat puncak, dalam sehari bisa memotong 40-50 ekor sapi. Di hari biasa, rata-rata hanya 10 ekor sapi yang dipotong. "Kebutuhan daging sapi saat Lebaran pasti melonjak. Sehingga pemotongan sapi juga meningkat," ujarnya.
UKKY PRIMARTANTYO