TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Andrinof Chaniago menilai hanya sebagian lembaga survei yang bisa dipercaya dan sebagian lagi tidak. Walaupun demikian, kata dia, orang-orang makin tahu mana lembaga yang bisa dijadikan referensi pengetahuan.
Dia mencontohkan saat ini ada lembaga survei dengan nama besar, tapi main-main dengan hasil surveinya. Lembaga itu memasangkan Jokowi menjadi wakil dari capres lalu kandidat capres itu unggul. "Padahal, dia unggul karena dipasangin Jokowi. Jokowi kalau dipasangkan pada partai atau capres tertentu biasanya langsung naik elektabilitasnya," kata Andrinof saat dihubungi, Rabu, 17 Juli 2013.
"Nama Jokowi banyak dimanfaatkan," katanya. Gubernur DKI Jakarta ini sering dipasangkan oleh capres untuk mengkatrol popularitas pasangannya. Kata Andrinof, sebuah partai jika mendukung atau menyatakan Jokowi sebagai pasangannya, maka tingkat elektabilitas partai itu naik.
Dia menyarankan agar masyarakat kritis dengan hasil survei yang ada karena tidak dipungkiri lembaga survei itu mengarahkan hasilnya untuk membentuk citra agar calonnya terlihat hebat dan baik.
ALI AKHMAD
Terpopuler:
Yusuf Mansur Bantah Investasi Miliaran di Mekah
Muslim Uighur Dipaksa Makan Selama Ramadan
Jokowi: Nama Saya Siapa? Anak Kecil: Sukowi!
Gerindra Siapkan Jokowi Jadi Presiden 2019
Wanita ini Menyesal Dapat Lotere Rp 29 Miliar
Disebut `Sukowi`, Jokowi Mesem