TEMPO.CO, Bekasi - Volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu, Kota Bekasi, Jawa Barat, selama Ramadan naik sekitar 5 persen dari total produksi sampah warga sekitar 6.000 meter kubik perhari.
Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi Junaedi, menjelaskan peningkatan volume sampah terjadi karena naiknya tingkat konsumsi makanan kemasan. "Masyarakat lebih sering berbelanja," kata Junaedi pada Rabu, 17 Juli 2013.
Sampah berasal dari bekas sayur-mayur, buah-buahan, sisa lauk pauk, dan juga kemasan makanan seperti takjil yang dibeli di sejumlah pasar atau pinggiran jalan.
Tidak semua sampah tersebut masuk TPA Sumurbatu. Sampah plastik, misalnya, habis diambil pemulung untuk dijual kembali. "Yang masuk ke TPA hanya sampah organik," katanya.
Untuk mengangkut sampah agar tidak menumpuk di tempat pembuangan sementara (TPS), Pemerintah Kota Bekasi mengoperasikan 168 truk pengangkut sampah. Truk beroperasi satu hingga dua kali untuk setiap trayek dalam sehari guna memastikan ruas jalan dan kawasan pemukiman bersih dari sampah.
Junaedi menjelaskan, TPA Sumurbatu yang terdiri dari lima zona sampah semakin padat sehingga pemerintah daerah kembali mengajukan perluasan lahan melalui Badan Pertanahan. Target Pemerintah Kota Bekasi, luas lahan TPA seluruhnya mencapai 50 hektar dari kondisi saat ini sekitar 13 hektar.
Menurut Junaedi, sistem pengolahan sampah dengan sanitary landfill tidak lagi efektif dilakukan di Kota Bekasi. Alasannya, lahan terbatas sementara sistem pengolahan tersebut selalu menuntut perluasan setiap tahun.
Sistem pengolahan ideal adalah menggunakan incinerator atau pembakaran sampah-menggunakan semacam tungku besar dengan zero waste. Sistem tersebut, kata Junaedi, sangat cocok untuk wilayah metropolitan seperti Kota Bekasi. Dengan begitu, "Kita tidak lagi berpikir melakukan perluasan lahan setiap tahun," katanya.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah membangun kawasan industri sampah. Dengan sistem kawasan, pemerintah daerah tidak hanya fokus pada lokasi TPA Sumurbatu di Kecamatan Bantargebang, tetapi ada lokasi alternatif lainnya. Pembangunan kawasan industri sampah ini masih membutuhkan kajian teknis terkait wilayah dan sistem pengolahan yang akan dilaksanakan.
HAMLUDDIN