TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Zulkarnaen membenarkan bahwa Komisi punya temuan ihwal proyek Jalan Pantura. Namun, Zulkarnaen enggan mengungkap temuannya. "Mengenai jalan yang dipantau melalui Litbang KPK, memang ada temuan untuk perbaikan sistem," ujar Zul lewat pesan pendek, Kamis, 18 Juli 2013.
Akan tetapi, Zul menolak membeberkan temuan yang dimaksud. "Perkembangan terakhir tanya Humas saja. Supaya dicek ke Litbang," kata Zul lagi.
Sebelumnya, Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi menyebut ada yang terasa janggal dari perbaikan jalan itu. Dia bertanya mengapa perbaikan selalu dilakukan setiap tahun dengan menghabiskan anggaran cukup besar.
"Untuk mengetahui apakah proyek yang dikerjakan oleh para kontraktor tersebut terjadi penyelewengan atau tidak, pihaknya yang berwajib, entah itu kepolisian ataupun KPK, cukup melakukan pengecekan terhadap dokumen kontrak dengan realisasi di lapangan apakah sesuai atau tidak," kata Uchok.
Dia mengatakan jika ternyata tidak sesuai, berarti kontraktor tersebut telah melakukan penyelewengan sehingga harus diberikan tindakan tegas karena telah merugikan negara. Ia juga menyayangkan kurang adanya insiatif dari pihak yang berwajib dalam menelusuri kejanggalan masalah pembangunan jalan di Pantura tersebut.
Hal yang lebih terlihat dan mencurigakan sebelum mengecek dokumen kontrak tersebut, katanya, adalah mengapa proyek Pantura tersebut dikerjakan setiap tahun dan runyamnya lagi proyeknya adalah jalan yang diperbaiki pada tahun lalu, bahkan kontraktornya ada yang sama. "Padahal, kan banyak pekerjaan jalan yang lain, tidak harus jalur Pantura terus setiap tahunnya," katanya.
Data Kementerian Pekerjaan Umum selama ini menyebutkan anggaran untuk penanganan lintas utara Pulau Jawa per tahun rata-rata Rp1 triliun dan sejak 2010-2013 tercatat sebesar Rp 4,68 triliun, sedangkan khusus 2013 sebesar Rp 1,28 triliun.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita terkait:
Survei Capres Tinggi, Jokowi: Sombong Dikit
Survei Cawapres, Jokowi Ungguli Kalla dan Hatta
Alasan Jokowi Disurvei Bukan sebagai Capres
Ical, Mega, dan Prabowo Kandidat Capres Terkuat