TEMPO.CO, Semarang - Bawang impor yang baru tiba di Semarang empat hari lalu langsung ludes dan menghilang dari pasaran. Hasil pantauan Tempo menunjukkan bawang asal Thailand dan India itu langsung diserbu pembeli karena murah.
"Saya mendapat jatah 5 kuintal, tapi langsung habis dalam tiga hari," kata Sarwan, pedagang sayuran dan kebutuhan dapur di Pasar Johar, Kota Semarang, Kamis, 18 Juli 2013.
Sarwan menduga para pembeli sengaja memilih bawang merah impor yang lebih murah dibandingkan bawang lokal. Bawang asing itu dijual Rp 26 ribu per kilogram, lebih murah dibandingkan bawang merah lokal yang mencapai Rp 40 ribu. "Bahkan bawang lokal yang kualitasnya rendah dijual Rp 35 ribu," Sarwan menambahkan.
Menurut dia, saat ini pedagang sayuran dan kebutuhan dapur di Pasar Johar hanya menyimpan stok bawang lokal yang disuplai dari Sukamara, Kabupaten Nganjuk, serta asal Weleri, Kabupaten Kendal. Keberadaan bawang lokal itu dikhawatirkan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan Lebaran, sementara suplai asal Brebes tak kunjung datang.
Para pedagang kebutuhan dapur di Pasar Johar juga berharap pasokan cabai rawit merah yang saat ini harganya melambung di atas Rp 60 ribu per kilogram. Mereka berharap cabai asal Vietnam dan Thailand segera dikirim seperti yang pernah dijanjikan para importir. "Informasinya datang akhir bulan. Semula janji pertengahan Juli, tapi molor," kata Suyadi, pedagang cabai di Pasar Johar.
Menurut Suyadi, cabai asal Vietnam dan Thailand itu rencananya diturunkan di Jakarta dan Surabaya. Harapannya, cabai impor dapat mengimbangi produk lokal. Saat ini suplai cabai lokal sudah lancar, namun harga tetap tinggi. "Padahal cabai Jatim, Jabar, dan Brebes sudah masuk, tapi harga tetap tinggi," katanya.
EDI FAISOL (SEMARANG)