TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa membela Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto soal kerusakan jalan di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura). Hatta mengatakan kerusakan di jalur Pantura merupakan masalah klasik.
Misalnya, kata dia, kecepatan pertumbuhan jalan dan pembangunan jalan tol sangat lambat. Sedangkan jumlah truk yang masuk Pantura terus meningkat. "Pantura itu over capacity dan over exploited, Ini-kan jalannya didesain untuk 10 ton, bukan beton pula," kata Hatta, Jumat 19 Juli 2013.
Menurut dia, bertambahnya volume kendaraan terutama truk mengakibatkan kemacetan sehingga ongkos pengangkutan menjadi lebih besar. Sehingga, kondisi tersebut dikompensasi perusahaan dengan menambah volume perjalanan dan memperbanyak truk yang menyebabkan beban jalan bertambah.
"Kesannya pemerintah membela diri, tapi saya tak bermaksud membela Pak Djoko Kirmanto, Menteri Pekerjaan Umum, karena memang itu faktanya," kata Hatta.
Kerusakan jalan di jalur Pantura sedang diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Komisi mengendus adanya kejanggalan proyek perbaikan jalur Pantura karena berulang setiap tahun dengan intensitasnya yang semakin meningkat ketika mendekati Lebaran. KPK menemukan indikasi markup anggaran di dalam proyek itu.
Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dalam tiga tahun terakhir menemukan indikasi markup. BPK menemukan sejumlah ketidakseusaian material dengan spesifikasi di lapangan.
Ihwal pengusutan ini, Hatta menilai wajar. "Saya kira pantas, orang juga bingung kok kenapa masalahnya selalu berulang," kata Hatta.
Hatta mengatakan dia sudah mengusulkan agar mengatasi masalah Pantura tersebut dengan membeton jalan meskipun biayanya mencapai Rp 25 miliar perkilometer.
PRAGA UTAMA