Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini 12 Film Terbaik Denpasar Film Festival  

image-gnews
lavenderbluemedia.com
lavenderbluemedia.com
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - Dewan kurator Denpasar Film Festival 2013 telah menyaring 69 film dokumenter yang masuk kontes. Hasilnya, ada 12 film terpilih yang mereka ajukan ke dewan juri. Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Made Mudra, mengakui jumlah itu melebihi kuota sebelumnya, yakni 10 film.

"Karena berbagai pertimbangan, seperti nilai kembar di beberapa judul film pada peringkat atas, jadi jumlahnya bertambah," kata Mudra, Jumat, 19 Juli 2013. "Karya yang bersaing di Denpasar Film Festival kali ini banyak yang bagus. Mereka bersaing ketat dan itu cukup memusingkan kurator."

Nantinya, dewan juri menyeleksi lima dari 12 film itu. Dari kelima film unggulan, akan muncul satu film terbaik Denpasar Film Festival 2013. "Pemenangnya bakal memboyong trofi DFF beserta uang tunai Rp 20 juta," ujar Mudra. Dan ke-12 film itu adalah

1. Amelia, karya Sigit Purwono, Denpasar.

Amelia mengangkat kisah nyata dua bayi kembar siam yang dilahirkan dari pasangan miskin, Ketut Suardana dan Nyoman Sukerini, asal Desa Busung Biu, Buleleng, Bali. Bayi kembar siam ini berhasil dipisahkan. Namun hanya satu yang mampu hidup karena bayi lainnya menderita hidrocepalus dan kelainan jantung, hingga meninggal seusai operasi pemisahan.

2. Danau Gulma, karya I Putu Oka Sudarsana dan Agus Wiranata, Denpasar.

Film ini mengangkat peran Danau Batur sebagai sumber air bersih bagi Kabupaten Buleleng Timur, Karangasem, Bangli, Klungkung, dan Gianyar. Namun kini, danau itu dihantui pencemaran dan kemungkinan pendangkalan akibat berkembang pesatnya pertumbuhan tanaman eceng gondok di situ.

3. Di Balik Topeng Bondres, karya Putu Satria Kusuma, Buleleng.

Sinema yang satu ini memaparkan perjalanan grup topeng bondres, Sanggar Dwi Mekar Buleleng, yang begitu populer. Ketenaran sanggar ini tidak hanya membuat pencinta seni gembira, namun juga cemas. Mereka khawatir topeng bondres justru memusnahkan kesenian topeng panca, induk dari topeng bondres.

4. Di Batas Kekuasaan, karya Nur Fitriah Napiz, Jakarta.

Dalam filmnya, Fitriah bercerita tentang tiga warga Jakarta yang memiliki hak pilih dalam Pemilukada DKI 2012. Berlatar belakang berbeda, ketiganya saling berargumen bahwa pilihan merekalah yang terbaik dalam pesta demokrasi itu.

5. Macaca Fascicularis - di Balik Tabir Monyet Ekor Panjang, karya Vicky Hendri Kurniawan, Banyuwangi.

Film satwa ini mengisahkan keberadaan monyet ekor panjang yang banyak berguna bagi keseimbangan alam dan kehidupan manusia. Namun hanya sedikit orang yang mengerti pentingnya keberadaan monyet ekor panjang.

6. Orang Laut, karya Nur Handoyo, Jakarta.

Orang Laut mengangkat kisah keseharian Tadi, 62 tahun, penduduk Bajo yang tinggal dalam rumah panggung di Selat Hoga. Bersama anaknya, La Uda, setiap hari Tadi menumpangi sampan kecil untuk mengarungi laut. Di sana, mereka menombak ikan dengan sangat cekatan. Bahkan, La Uda sanggup menyelam dan menombak ikan tanpa alat bantu apa pun.

Sementara istri Tadi adalah seorang sandro atau dukun suku Bajo yang membantu ritual memandikan bayi di laut. Dulu, suku Bajo punya tradisi melemparkan bayi yang baru lahir ke laut. Tapi kini tradisi itu sudah berubah. Bayi cukup dimandikan dengan air laut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

7. Penutur Terakhir, karya Aditya Heru Wardhana, Jakarta.

Dalam karyanya, Aditya menceritakan remaja yang berusaha mendokumentasikan kosakata bahasa Ibo, bahasa daerah di Maluku Utara, yang terancam punah. Pada saat ini, hanya tersisa empat penutur bahasa Ibo dan semuanya berusia di atas 60 tahun. Bila mereka meninggal, lenyaplah bahasa Ibo dari muka bumi.

8. Persona, karya George Arif, Jakarta.

Persona berkisah tentang Rita, aktris teater senior di Teater Koma, Jakarta. Film ini mengikuti kehidupan Rita, di atas dan luar panggung selama enam tahun, sejak 2006 lalu.

9. Pulo Aceh; Surga yang Terabaikan, karya R.A. Karamullah, Banda Aceh.

Film ini menggambarkan ironi Kampung Meulingge di pesisir perairan Samudra Hindia, wilayah Nanggroe Aceh Darussalam. Di kampung itu, kondisi sarana pendidikan, kesehatan, dan segala kepentingan masyarakat sangat memprihatinkan. Hidup dengan segala kesulitan membuat Meulingge seperti surga yang terabaikan.

10. Ragat'e Anak, karya Ucu Agustin, Jakarta.

Ragat'e Anak menuturkan perjuangan Nur dan Mira untuk masa depan yang lebih baik bagi anak mereka. Keduanya bekerja sebagai pemecah batu dengan penghasilan minim. Karena pendapatan itu tak cukup untuk membiayai hidup, pada malam hari, keduanya bekerja sebagai pekerja seks komersial di sebuah area prostitusi liar di Kuburan Cina, Gunung Bolo.

11. The Man Comes Around, karya Adih Saputra, Tangerang.

Film ini bercerita tentang Anti Tank, kelompok warga Yogyakarta yang menekuni seni jalanan sebagai ekspresi dari kepedulian pada negara. Anti Tank sangat gencar mengutarakan opininya mengkritik pemerintah dengan menempatkan poster di ruang publik. Mereka pun tak gentar menghadapi berbagai ancaman dan intimidasi.

12. Risalah Van der Tuuk, karya Irwan Wahyudi, Lampung.

Sinema terakhir ini mengisahkan upaya penyelamatan bahasa Nusantara, sesuai pesan surat H.N. van der Tuuk kepada P.J. Veth, 14 April 1867.

Untuk menyeleksi ke 12 film itu, Denpasar Film Festival 2013 mengerahkan lima juri. Yakni, Lawrence Blair, Slamet Rahardjo Djarot, Rio Helmi, I Made Bandem, dan I Wayan Juniarta.

ROFIQI HASAN

Berita Terpopuler:
Ansor: Berlagak Jagoan, Warga Lawan FPI

Begini Kronologi Bentrok FPI di Kendal

7 Bisnis Spektakuler Incaran Yusuf Mansur

Dahlan Iskan:Yusuf Mansur Mau Beli Bank Muamalat

Dahlan: Saya Tak Mau Nama Yusuf Mansur Jelek

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anak Barack Obama, Malia Obama Debut Sutradara Film Pendek

22 Januari 2024

Barack Obama dan Malia Obama. Istimewa
Anak Barack Obama, Malia Obama Debut Sutradara Film Pendek

Anak Barack Obama, Malia Obama hadir dalam festival ini sebagai sutradara dari film pendek The Heart


Emma Stone Menerima Penghargaan Palm Springs, Simak Asal-usul Acara Itu

7 Januari 2024

Emma Stone, pemenang Desert Palm Achievement Award - Aktris untuk
Emma Stone Menerima Penghargaan Palm Springs, Simak Asal-usul Acara Itu

Emma Stone, pemenang Desert Palm Achievement Award - Aktris untuk Poor Things dalam Penghargaan Festival Film Internasional Palm Springs ke-35


Film Satir Bertema Konflik India dan Pakistan Buka Jogja-Netpac Asian Film Festival 2023

26 November 2023

Penyanyi Sal Priadi tampil membuka Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2023 di Empire XXI Yogyakarta, Sabtu malam, 25 November 2023 (TEMPO/Shinta Maharani)
Film Satir Bertema Konflik India dan Pakistan Buka Jogja-Netpac Asian Film Festival 2023

Jogja-Netpac Asian Film Festival kali ini mengambil tema Luminescene yang berarti pijaran.


Jakarta Film Week 2023 Resmi Dibuka dengan Film Budi Pekerti

26 Oktober 2023

Film Budi Pekerti. Foto: Instagram/@filmbudipekerti
Jakarta Film Week 2023 Resmi Dibuka dengan Film Budi Pekerti

Jakarta Film Week 2023 dihelat pada 25 sampai 29 Oktober 2023 dengan memutarkan total 103 film dari 44 negara.


90 Film dari 54 Negara akan Ditayangkan di Jakarta World Cinema Week Bulan Depan

22 Oktober 2023

Jakarta World Cinema Week. Foto: Klik Film.
90 Film dari 54 Negara akan Ditayangkan di Jakarta World Cinema Week Bulan Depan

Garin Nugroho menyatakan, Jakarta World Cinema Week mampu menghadirkan sebuah festival film internasional dengan jenis lebih beragam.


Science Film Festival ke-14 Dibuka, Goethe-Institute: Sains Bisa Menyenangkan

21 Oktober 2023

Science Film Festival acara tahunan Goethe-Institut kembali hadir mulai tanggal 20 Oktober sampai 6 November 2020 di 24 kota di Indonesia
Science Film Festival ke-14 Dibuka, Goethe-Institute: Sains Bisa Menyenangkan

Festival film Goethe-Institut ini merupakan perayaan komunikasi sains di Asia Tenggara dan Selatan, Afrika, serta Timur Tengah.


Believer 2: Lanjutan Upaya Detektif Won Ho dalam Believer

8 Oktober 2023

Cuplikan film Believer 2. Dok. Netflix
Believer 2: Lanjutan Upaya Detektif Won Ho dalam Believer

Aktris Korea Selatan, Han Hyo Joo akan tampil dalam Believer 2 sebagai antagonis, Big Knife


Mengenal Busan International Film Festival yang Berlangsung sampai 13 Oktober 2023

6 Oktober 2023

Film Because I Hate Korea yang dibintangi Ko A Sung. Foto: Instagram/@ihatekorea23
Mengenal Busan International Film Festival yang Berlangsung sampai 13 Oktober 2023

Busan International Film Festival telah dibuka pada 4 Oktober 2023. Acara itu berlangsung sampai 13 Oktober.


Deretan 16 Film Indonesia yang Ikut Festival Film Busan

5 Oktober 2023

Film Posesif. Foto: Netflix
Deretan 16 Film Indonesia yang Ikut Festival Film Busan

Berikut adalah daftar film Indonesia yang ikut serta dalam Busan International Film Festival, Korea Selatan yang berlangsung 4-13 Oktober 2023.


Serba-serbi Jakarta Film Week 2023, Digelar di Beberapa Lokasi dan Diikuti 57 Negara

1 Oktober 2023

Konferensi pers Jakarta Film Week 2023 di Ashley Hotel Jakarta, Selasa 26 September 2023. TEMPO/Intan Setiawanty.
Serba-serbi Jakarta Film Week 2023, Digelar di Beberapa Lokasi dan Diikuti 57 Negara

Dimeriahkan sineas lokal dan internasional, Jakarta Film Week 2023 akan hadir di beberapa tempat di Jakarta untuk majukan perekonomian.