TEMPO.CO , Jakarta:Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Burhanuddin mengatakan ada kesalahan ketik dalam putusan kasasi kasus Yayasan Supersemar yang dikeluarkan Mahkamah Agung. Kesalahan itu pada penulisan Rp 185 miliar menjadi Rp 185 juta. "Tak terketik tiga angka nol," kata dia di kantornya, Jumat, 19 Juli 2013.
Supersemar yang diduga menyelewengkan dana pendidikan itu awalnya digugat negara yang diwakili Kejaksaan Agung. Gugatan dikabulkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Mereka harus membayar negara US$ 105 juta dan Rp 46 miliar. Putusan dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta. Di tingkat kasasi, terdapat salah ketik dalam putusannya.
Putusan Kasasi menyatakan Supersemar harus membayar negara US$ 315 ribu, dengan rincian US$ 420 ribu dikali 75 persen, dan Rp 139.229.178 (Rp 185.918.904 dikali 75 persen). Masalahnya terletak pada keharusan membayar Rp 139 juta itu. Seharusnya jumlah nominal yang dikali 75 persen adalah 185 miliar, bukan 185 juta. Hasilnya, bayaran kepada negara pun dikorting menjadi Rp 138 juta saja.
Yayasan Supersemar dianggap melawan hukum dengan mengucurkan dana rakyat yang turun melalui Peraturan Pemerintah. Supersemar yang diketuai Soeharto itu mencuri uang negara sebesar USD 420 ribu dan Rp 185 miliar.
MUHAMAD RIZKI
Berita Terpopuler:
Kate Middleton Melahirkan Bayi Laki-laki
7 Pesan Yusuf Mansur Soal Investasinya
SBY Ditegur Negara Lain Akibat Ormas Anarkis
Tomy Winata Punya Peternakan Sapi, Dirjen Tak Tahu
Blusukan Jokowi Disorot, Ahok: FITRA Politis