TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menampik pendapat bahwa blusukan yang sering dilakukannya merupakan pemborosan anggaran. Menurut dia, anggaran belanja penunjang operasional sebesar Rp 26 miliar yang disebutkan oleh FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) bukanlah ditujukan untuk blusukan.
"Blusukan enggak ada anggarannya, modalnya ya jalan kaki," ujar Jokowi di depan rumahnya di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 21 Juli 2013. Blusukannya itu, menurut dia, berfungsi sebagai pengawasan dalam manajemen kontrol yang diterapkannya di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Anggaran belanja penunjang operasional, kata dia, ada di semua daerah. Biaya itu digunakan sebagai biaya koordinasi, keamanan, ketertiban, dan operasional khusus. "Misalnya ada kebakaran, banjir, atau gesekan warga, dibantu dari dana itu," kata Jokowi.
"Habis separuhnya juga enggak, itupun saya enggak pegang," kata Jokowi lagi sambil mengangkat kedua tangannya. Dia juga memberi contoh bahwa kegiatan blusukannya ke kantor-kantor kelurahan dan kecamatan tak memerlukan anggaran.
Dia juga menolak jika kegiatan blusukannya itu disebut sebagai pencitraan. "Yang dicitrakan apanya? Enggak ada," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Jakarta- Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mengkritik kesukaan.Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo blusukan ke kampung-kampung. Mereka menganggap blusukan itu menghabiskan anggaran dan berbau pencitraan.
"Anggaran blusukan ini, jangan-jangan dijadikan sebagai panggung tahun 2014, yang uang berasal dari pajak rakyat, APBD Jakarta," ujar Direktur Investigasi dan advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, Minggu, 21 Juli 2013.
ANGGRITA DESYANI
Terhangat:
Bentrok FPI | Bisnis Yusuf Mansyur | Aksi Liverpool di GBK
Terpopuler:
Pedagang Tenabang: Ahok Jangan Terlalu Kejamlah!
FPI Merasa Dikesankan Jadi Musuh Warga
'Perang Badar' KPK di Kasus Hambalang
DPR: Polisi Jangan Jadi Beking FPI