TEMPO.CO , Makassar: Gara-gara tersinggung ditegur bermain petasan, sepasang bapak anak mengeroyok seorang anggota TNI Bintara Pembina Masyarakat hingga babak belur.
Abdul Rahman, Babinsa Komando Distrik Militer 1408-11/ Biringkanaya, Sabtu (20/7) malam dipukuli Asdar, 21 tahun dan bapaknya, Azis daeng Tinggi (45). Pengeroyokan terjadi di perumahan BTN Mangga Tiga, kecamatan Biringkanaya, tempat mereka tinggal bertetangga.
Dua pelaku diketahui juga mengajak serta tiga orang rekannya untuk memukuli korban. Akibat pukulan tangan kosong, korban mengalami memar di bagian wajah. Sedangkan pelaku, setelah kejadian, langsung melarikan diri.
Kepala Kepolisian Sektor Biringkanaya Komisaris Akbar Setyawan, yang dikonfirmasi lewat telepon, Ahad 21 Juli 2013 mengatakan, pemukulan terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat, selepas korban pulang dari beribadah tarawih di masjid.
Pemukulan bermula kejadian sekitar pukul tujuh malam, saat Asdar bermain petasan di depan rumah Abdul Rahman. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi di lokasi, kata Akbar, Rahman terlihat menegur Asdar karena suara petasan cukup berisik. "Dia bilang sudah beberapa kali menegur, di dalam rumah ada anak kecil," Akbar menirukan.
Rahman kemudian terpancing emosinya hingga menendang Asdar. Asdar pun pulang ke rumah melapor ke orang tuanya. "Setelah itu Rahman berangkat ke masjid. Saat pulang, ia dihadang di depan rumahnya oleh sekitar lima orang dan langsung dipukuli," kata Akbar.
Hingga berita dihimpun, polisi masih mengejar pelaku. Sementara korban sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Menurut Akbar, pihaknya akan mengedepankan sifat persuasif dalam menyelesaikan kasus ini. "Mereka kan bertetangga. Kami imbau pelaku menyerahkan diri dulu," ujarnya.
Kepala Penerangan Komando Daerah. Militer VII/ Wirabuana, Letnan Kolonel Infanteri Herry Steve Sinaulang membenarkan kejadian itu. Herry mengatakan kasus tersebut merupakan perbuatan kriminal dan sudah selayaknya ditangani polisi. "Saya sudah terima laporannya. Memang ada kejadian itu," ujarnya.
AAN PRANATA