TEMPO.CO, Tulungagung-Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Unggung Cahyono memastikan empat teroris yang disergap Densus 88 di Tulungagung, Jawa Timur, merupakan jaringan Poso, Sulawesi Tengah. Mereka sudah tiga bulan berada di Jawa Timur dan bersembunyi di musala serta Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum secara berpindah-pindah.
“Ini jaringan Poso yang mencoba masuk ke Jawa Timur,” kata Unggung seusai melihat lokasi penyergapan di Jalan Pahlawan Nomor 16 Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Senin 22 Juli 2013.
Pernyataan Kapolda mematahkan dugaan-dugaan bahwa keempatnya merupakan teroris yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta beberapa waktu lalu.
Unggung mengatakan dua teroris yang ditembak mati diketahui berasal dari Medan, Sumatera Utara. Sedangkan dua lainnya adalah warga Kabupaten Tulungagung yang berperan menjadi penunjuk jalan dan menyediakan tempat persembunyian.
Menurut Kapolda, mereka sudah berada di wilayah Jawa Timur sejak tiga bulan lalu. Setelah berputar-putar di Surabaya, mereka pergi ke Lamongan, Magetan, dan Tulungagung.
Keempatnya terendus tim Densus dan Polres Tulungagung berada di wilayah ini sejak Sabtu 20 Juli 2013. Setelah melalui pengintaian yang cukup ketat, keempatnya dibekuk pagi tadi pukul 08.45 WIB di sebuah warung. Dua diantaranya tewas ditembak tim Densus.
Saat ini dua teroris asal Tulungagung yang masih hidup serta dua jenasah lainnya telah dibawa ke Polda Jawa Timur untuk diperiksa. Seluruh jajaran Kepolisian di wilayah Jawa Timur diminta memperketat pengamanan untuk mengantisipasi jaringan teroris lainnya. “Semua Polres kami perintahkan perketat keamanan,” kata Unggung.
HARI TRI WASONO
Terhangat:
Front Pembela Islam | Bisnis Yusuf Mansur | Daging Impor
Baca Juga:
Melawan FPI, Tiga Orang Kendal Ditangkap Polisi
Jokowi: Blusukan Modalnya Jalan Kaki
FITRA: Gaya Blusukan Jokowi Mirip Artis
SBY Minta Polisi Tindak Tegas FPI
Tomy Winata Ikut Jual Daging Sapi Murah