Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sempat Menolak, Uni Eropa Setuju Hizbullah Teroris

image-gnews
Sebuah bus terbakar terlihat di Bulgaria Burgas bandara, 18 Juli 2012. Setidaknya empat orang tewas dan lebih dari 20 terluka oleh ledakan pada bus. REUTERS/Stringer
Sebuah bus terbakar terlihat di Bulgaria Burgas bandara, 18 Juli 2012. Setidaknya empat orang tewas dan lebih dari 20 terluka oleh ledakan pada bus. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, London -Menteri-menteri negara anggota Uni Eropa akhirnya setuju menempatkan Hizbullah, kelompok bersenjata di Lebanon, ke dalam daftar teroris. Demikian keterangan sejumlah diplomat, Senin, 22 Juli 2013.

"Ada kesepakatan memasukkan Hizbullah dalam daftar (teroris)," kata salah satu diplomat Uni Eropa seperti dikutip kantor berita Reuters. Tiga diplomat lainnya membenarkan apa yang disampaikan rekannya.

Keputusan Uni Eropa ini sejalan dengan bujuk rayu Inggris. Sejak Mei 2013 lalu, Inggris gencar membujuk rekan-rekannya di Uni Eropa agar menggolongkan kelompok bersenjata Syiah itu ke dalam daftar kaum teroris. Menurut Inggris, kelompok ini berada di belakang ledakan mematikan terhadap sebuah bus di Bulgaria, 2012 lalu.

Tak hanya Inggris, Israel juga menuduh Hizbullah, organisasi sayap militer di Lebanon, berada di balik ledakan bom bunuh diri, Rabu, 18 Juli 2012, di Bandar Udara Burgas, Laut Hitam, Bulgaria, itu. Ledakan bom yang menghantam bus wisata tersebut menyebabkan lima wisatawan Israel dan sopir bus asal Bulgaria tewas.

Sebelumnya, Uni Eropa terus menolak tekanan dari Amerika Serikat dan Israel untuk  memasukkan Hizbullah dalam daftar teroris. Dua negara itu menilai Hizbullah adalah biang ketidakstabilan Lebanon dan menambah ketegangan di Timur Tengah. Tapi kini nampaknya Uni Eropa tunduk pada tekanan sekutunya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan masuk daftar hitam maka Uni Eropa tidak lagi bisa menerbitkan visa pada pribadi, anggota atau aktivis Hizbullah. Selain itu semua aset organisasi itu di Eropa juga akan dibekukan. 

Keputusan Uni Eropa ini mendapatkan sambutan baik dari Menteri Luar Negeri Belanda, Frans Timmermans. "Ini keputusan yang baik bahwa Uni Eropa memasukkan Hizbullah ke dalam daftar organisasi teroris," katanya.

AL JAZEERA | CHOIRUL 

Baca juga:
Melawan FPI, Tiga Orang Kendal Ditangkap Polisi
Jokowi: Blusukan Modalnya Jalan Kaki
FITRA: Gaya Blusukan Jokowi Mirip Artis
SBY Minta Polisi Tindak Tegas FPI
Siswi Meninggal, Menteri Nuh: Harus Diusut Tuntas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales

5 Mei 2017

Ilustrasi. TEMPO/Zulkarnain
Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales

Keris peninggalan abad 18 ditemukan di sungai di Wales.


Dukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7

11 April 2017

Anggota Carabinieri Italia mengoperasikan pesawat tanpa awak atau drone  dalam  Konferensi Tingkat Tinggi Menteri Luar Negeri G7 di Lucca , Italia, 11 April. Keuntungan dari menggunakan drone adalah bisa masuk ruang sempit dan terbatas serta tidak membuat  kebisingan REUTERS/Max Rossi
Dukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7

Sanksi Negara G7 terhadap Rusia diharapkan dapat mengakhiri krisis di Suriah.


Erdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah

18 Maret 2017

Recep Tayyip Erdogan. AP Photo
Erdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan agar warga Turki yang tinggal di Eropa untuk memiliki minimal lima anak dan hidup mewah. Ini alasannya.


Erdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib

17 Maret 2017

Recep Tayyip Erdogan. AP/Hassene Dridi
Erdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuding negara-negara Eropa berupa membenturkan umat Kristen dan Islam seperti masa Perang Salib.


Menteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa

16 Maret 2017

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu. REUTERS/Henry Romero
Menteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan Eropa sedang mengarah pada terjadinya perang agama.


Kunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW  

14 Maret 2017

Kanselir Jerman Angela Merkel berfoto bersama pengungsi asal Suriah Anas Modamani. rt.com
Kunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW  

Trump dijadwalkan bertemu dengan Merkel pada Selasa besok di Washington.


Polling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim

8 Februari 2017

Pengungsi Suriah melintasi kawat berduri di perbatasan Hongaria dan Serbia dekat Roszke, 27 Agustus 2015. Daerah ini menjadi perlintasan ribuan pencari suaka yang ingin memasuki wilayah Eropa. REUTERS/Bernardett Szabo
Polling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim

Hasil polling Chatham House menyebutkan, mayoritas warga Eropa menginginkan masuknya imigran dari negara-negara mayoritas muslim dihentikan.


Calon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa  

22 Januari 2017

Marine Le Pen. Reuters
Calon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa  

Kandidat presiden Prancis Marine Le Pen mengatakan tahun 2016 merupakan tahun kebangkitan dunia Anglo-Saxon.


Berita Hoax Ancam Pemilu di Eropa

2 Januari 2017

Kanselir Jerman Angela Merkel, ketua dari Partai Demokrat Kristen (CDU) menyapa pendukung di markas besar partai setelah pemilu nasional di Berlin (22/9).  Kanselir Angela Merkel meraih kemenangan telak dalam pemilihan Jerman. AP/Markus Schreiber
Berita Hoax Ancam Pemilu di Eropa

Eropa bersiap memerangi serangan-serangan dunia maya dan misinformasi seperti tampak di pemilu Amerika Serikat pada November lalu.


Eropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax

2 Januari 2017

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berjalan ditemani Kanselir Jerman Angela Merkel setibanya di tempat kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2016. Kunjungan ini menjadi kunjungan terakhir Obama ke Jerman saat menjabat sebagai Presiden AS. REUTERS
Eropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax

Negara-negara anggota Uni Eropa didesak membentuk jejaring lembaga-lembaga publik untuk memerangi beredarnya berita-berita palsu.