TEMPO.CO, London -Menteri-menteri negara anggota Uni Eropa akhirnya setuju menempatkan Hizbullah, kelompok bersenjata di Lebanon, ke dalam daftar teroris. Demikian keterangan sejumlah diplomat, Senin, 22 Juli 2013.
"Ada kesepakatan memasukkan Hizbullah dalam daftar (teroris)," kata salah satu diplomat Uni Eropa seperti dikutip kantor berita Reuters. Tiga diplomat lainnya membenarkan apa yang disampaikan rekannya.
Baca Juga:
Keputusan Uni Eropa ini sejalan dengan bujuk rayu Inggris. Sejak Mei 2013 lalu, Inggris gencar membujuk rekan-rekannya di Uni Eropa agar menggolongkan kelompok bersenjata Syiah itu ke dalam daftar kaum teroris. Menurut Inggris, kelompok ini berada di belakang ledakan mematikan terhadap sebuah bus di Bulgaria, 2012 lalu.
Tak hanya Inggris, Israel juga menuduh Hizbullah, organisasi sayap militer di Lebanon, berada di balik ledakan bom bunuh diri, Rabu, 18 Juli 2012, di Bandar Udara Burgas, Laut Hitam, Bulgaria, itu. Ledakan bom yang menghantam bus wisata tersebut menyebabkan lima wisatawan Israel dan sopir bus asal Bulgaria tewas.
Sebelumnya, Uni Eropa terus menolak tekanan dari Amerika Serikat dan Israel untuk memasukkan Hizbullah dalam daftar teroris. Dua negara itu menilai Hizbullah adalah biang ketidakstabilan Lebanon dan menambah ketegangan di Timur Tengah. Tapi kini nampaknya Uni Eropa tunduk pada tekanan sekutunya.
Dengan masuk daftar hitam maka Uni Eropa tidak lagi bisa menerbitkan visa pada pribadi, anggota atau aktivis Hizbullah. Selain itu semua aset organisasi itu di Eropa juga akan dibekukan.
Keputusan Uni Eropa ini mendapatkan sambutan baik dari Menteri Luar Negeri Belanda, Frans Timmermans. "Ini keputusan yang baik bahwa Uni Eropa memasukkan Hizbullah ke dalam daftar organisasi teroris," katanya.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Baca juga:
Melawan FPI, Tiga Orang Kendal Ditangkap Polisi
Jokowi: Blusukan Modalnya Jalan Kaki
FITRA: Gaya Blusukan Jokowi Mirip Artis
SBY Minta Polisi Tindak Tegas FPI
Siswi Meninggal, Menteri Nuh: Harus Diusut Tuntas