TEMPO.CO, Tulungagung - Keluarga Sujono, korban salah tembak anggota Densus dalam penyergapan teroris di Tulungagung, berharap ada ganti rugi dari polisi. Penembakan itu dikhawatirkan mengganggu nafkah keluarga korban sebagai warga miskin.
Tuntutan ini disampaikan Hendi Santoso, adik ipar Sujono, warga Desa Karangwaru, Kecamatan Tulungagung. Dia mengaku sangat kaget kakaknya tertembus pistol polisi saat melintas di sekitar lokasi penyergapan. "Kakak saya tak bisa bekerja," katanya, Selasa, 23 Juli 2013.
Saat penembakan itu terjadi, Sujono tengah berada di atas sepeda motor dalam kondisi berhenti karena lampu merah. Warung tempat keempat teroris itu ditangkap memang berada di pinggir jalan tak jauh dari perempatan. Tiba-tiba dia mendengar suara tembakan dan mendapati pinggangnya basah. Seketika dia turun dan terlentang di atas trotoar.
Akibat penembakan itu, Sujono tak bisa menafkahi keluarganya. Profesinya sebagai karyawan di tempat pemasangan aluminium terpaksa ditinggalkan karena terbaring di rumah sakit. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama, mengingat pekerjaannya yang membutuhkan kekuatan fisik. "Harus ada keadilan untuk kami, meski sedikit," kata Sujono.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Awi Setiyono, menyatakan Sujono sudah menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah dr Iskak hari ini. Kapolda Jawa Timur, Irjen Unggung Cahyono, juga berjanji memberikan perawatan sepenuhnya kepada korban yang menjadi sasaran peluru nyasar. "Kami berikan atensi," katanya usai menjenguk korban di Tulungagung kemarin.
HARI TRI WASONO
Berita terkait:
Korban Peluru Nyasar Penyergapan Teroris Dioperasi
Jenazah Teroris Tulungagung Dibawa ke Jakarta
Terduga Teroris Tulungagung Dituding Terkait Poso