TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan setidaknya enam badan usaha milik Negara kinerjanya merosot pada semester I. “Dilihat per Juni, (ada) lima atau enam BUMN (yang merosot kinerjanya),” kata Dahlan Iskan di kantor Kementrian BUMN, Rabu, 23 Juli 2013.
Namun, Dahlan menolak mengungkapkan nama badan usaha yang merosot kinerjanya itu. “Campur-campur dari berbagai sektor, ini rahasia. Nanti akhir tahun diharapkan ditutup dengan (kinerja yang) bagus-bagus,” katanya.
Menurut penelusuran Tempo, salah satu BUMN yang mengalami penurunan kinerja ialah PT Indofarma Tbk (INAF). INAF membukukan rugi menjadi Rp 9,29 miliar hingga semester pertama 2013. Periode yang sama tahun sebelumnya BUMN ini untung Rp 6,13 miliar. Penjualan perseroan turun 14,45 persen menjadi Rp 346,22 miliar hingga semester pertama 2013 dari periode sama tahun sebelumnya, Rp 404,72 miliar.
Menurut manajemen PT Indofarma Tbk, kerugian tersebut akibat beberapa faktor. Pertama, penjualan perseroan turun sektiar 14,45 persen pada semester pertama 2013. Kedua, ada kemunduran realisasi tender pada semester pertama 2013.
Dahlan semula mengungkapkan kinerja 30 perusahaan negara merosot berdasarkan data triwulan pertama 2013. “Ada 30 perusahaan perlu klarifikasi mengapa labanya lebih kecil dan memang ternyata ada beberapa koreksi," kata Dahlan seusai buka bersama di Gedung BTN, Jakarta, Senin, 22 Juli 2013.
Acara buka bersama itu diikuti 35 BUMN meliputi PT Semen Indonesia, PT Telkom, PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Garuda Indonesia, PT Bank BRI, PT Bank BNI, Perum Bulog, PT Pupuk Indonesia. Selain itu juga ada nama-nama seperti PT Kereta Api Indonesia, PT Pos Indonesia, PT Pegadaian, PT Waskita Karya, PT Jamsostek, PT Bank Mandiri, danPerum Perumnas.
Menurut Dahlan, sebanyak 35 BUMN tersebut memiliki kinerja cemerlang. "Ini BUMN yang datang, yang menjadi contoh, dapat meningkatkan kondisi keuangan dari sebelumnya negatif menjadi positif. Yang lainnya dapat meningkatkan pertumbuhan yang berlipat," kata Dahlan.
ANANDA PUTRI