TVS Produksi Dazz 200 Unit Per Hari
Reporter: Tempo.co
Editor: Rachma Tri Widuri Staf Redaksi
Selasa, 23 Juli 2013 18:11 WIB
kiri ke kanan: Rudjito Komisaris, James Castle Komisaris, BLP Simha Presiden Direktur, Darmady Tjuatja COO, V Thiyagarajan Direktur, Pramod Kulkarni Head of Engineering PT TVS Motor Company Indonesia saat peluncuran motor bebek TVS Neo XR 110 cc. (Dok. TVS)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Karawang -Agen Tunggal Pemegang merek TVS, PT TVS Motor Company Indonesia hari ini memulai produksi massal pertama varian motor matic pertamanya di Indonesia yang diberi nama TVS Dazz. Pabrik ini mampu memproduksi hingga 200 unit motor per hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Baru hari ini kita mulai produksi masalnya," kata Supervisor Assembling Vehicle Agus Ahmad Yani pada Selasa, 23 Juli 2013. Agus mengatakan, sejak ditampilkan pada even Pekan Raya Jakarta beberapa waktu lalu, TVS Dazz telah dipesan sebanyak 500 unit. Sehingga, perusahaan menargetkan akan memenuhi permintaan tersebut hingga akhir bulan Juli. "Semua permintaan masih berasal dari kawasan Jakarta," katanya di pabrik TVS di Karawang.

TVS Dazz, kata Agus, merupakan produksi matic perdana TVS di Tanah Air. Motor ini memiliki beberapa tawaran baru selain kenyamanan berkendara yakni fasilitas i-cas. Pada sisi kiri, tepatnya di bawah panel klakson, terdapat peralatan untuk merecharge ponsel.

Energinya lansung disalurkan dari accu utama. Jika mesin dalam keadaan mati, tenaga ponsel bisa diisi ulang selama 4 jam. Namun jika mesin menyala, proses pengisian ulang bisa dilakukan selama yang dibutuhkan. "Dalam perjalanan jarak jauh bisa sekalian mengisi ulang ponsel," katanya.

Selain itu, kata Agus lagi, kapasitas bensin TVS Dazz lebih besar yakni sekitar 6 liter. TVZ Dazz juga menggunakan ban tubeless, yang merupakan motor pertama yang menggunakan ban tanpa ban dalam. Motor berkapasitas 110 cc ini masih menggunakan sistem pembakaran dengan karburator. Sistem injeksi, kata dia, dinilai masih beresiko dengan Jakarta yang rawan banjir. "Injeksi kalau terendam air harus diganti. Biayanya sangat besar," katanya.

Untuk komponen perakitan motor, Agus melanjutkan, sudah 100 persen dirakit di Indonesia. Sebanyak 60 persen komponennya merupakan buatan dalam negeri. Sedangkan sisanya 40 persen masih didatangkan dari luar. Mesin dan headlamp masih didatangkan dari India. "Rangka dan ban dan beberapa komponen besar lainnya sudah produksi kita," katanya.

RAMADHANI

Berita Terpopuler:Tomy Winata Punya Peternakan Sapi, Dirjen Tak Tahu  SBY Ditegur Negara Lain Akibat Ormas Anarkis  Blusukan Jokowi Disorot, Ahok: FITRA PolitisKPK Tetapkan Dua Hakim Tipikor Jadi TersangkaInilah Lima Hal yang Dilanggar Yusuf Mansur

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi