TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan memastikan kereta Krakatau rute Merak-Madiun tak hanya dioperasikan pada saat arus mudik dan balik Lebaran. Tapi, kata dia, kereta Krakatau pun melayani penumpang setelah Lebaran.
"Kami permanenkan rute ini," ujar dia dalam sambutannya di Stasiun Merak, Banten, Rabu, 24 Juli 2013. Pernyataan Mangindaan ini menjawab usulan dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang menginginkan rute Merak-Madiun dipermanenkan. "Jangan karena hanya menyambut Lebaran saja," ucap Atut.
Atut mengatakan, kereta Krakatau bisa menjadi solusi dalam fasilitas transportasi bagi masyarakat yang hendak menuju Sumatera dari Jawa maupun sebaliknya. Selain dapat memuat lebih banyak penumpang, kereta tak akan terkena macet dan terjangkau oleh seluruh masyarakat karena relatif murah.
Mangindaan mengatakan, investasi yang dikeluarkan untuk kereta Krakatau sekitar Rp 78 miliar. "Itu dibagi dua, yang dari Merak dapat separuh, dan dari Madiun separuhnya lagi," tutur dia.
Kereta Krakatau sendiri terdiri dari dua rangkaian, di mana satu rangkaian berangkat dari Merak dan satu lagi dari Madiun. Kereta ini terdiri dari 8 gerbong dengan kapasitas 80 tempat duduk dan dua gerbong dikhususkan untuk penyandang cacat dengan kapasitas 64 tempat duduk.
Kereta ekonomi berpendingin udara ini dijadwalkan berangkat pada pukul 08.45 WIB dari Merak, sementara yang dari Madiun berangkat pukul 08.40. Harga tiket pulang-pergi Merak-Madiun sebesar Rp 180 ribu.
ERWAN HERMAWAN
Berita Terpopuler:
SBY Ditegur Negara Lain Akibat Ormas Anarkis
Mengaku Diserang Preman, FPI Dituduh Bohong
Soal FPI, Menag Malah Minta Masyarakat Sabar
Ribut PKL Tanah Abang, Anak Buah Jokowi Bertengkar
Jenderal Rekening Gendut Tidak Etis Jadi Kapolri